Religi

Tradisi dan Syiar Ramadan di Masjid Ki Ageng Gribig

Kedungkandang (malangkota.go.id) – Setiap bulan Ramadan, Masjid Ki Ageng Gribig mempunyai tradisi menyediakan takjil dan makanan berbuka puasa bagi umat muslim yang menjalankan ibadah puasa. Selain untuk lebih menggaungkan syiar Ramadan dan memakmurkan masjid, hal tersebut juga bertujuan untuk membantu sesama, khususnya warga kurang mampu di sekitar masjid serta orang yang sedang dalam perjalanan atau musafir.

Suasana di Masjid Ki Ageng Gribig saat menjelang waktu berbuka puasa 

Setiap tahunnya di bulan Ramadan, ketika menjelang berbuka puasa, banyak warga maupun pengguna jalan yang memanfaatkan sajian di masjid yang ada di Jalan Ki Ageng Gribig Kelurahan Madyopuro Kecamatan Kedungkandang ini. Terlebih lokasi masjid dekat dengan gerbang tol Madyopuro, sehingga banyak musafir yang berhenti di masjid ini.

Demikian yang disampaikan takmir masjid, Nur Hasyim Ismail, Sabtu (16/03/2024). Setiap hari setidaknya ada 100-200 porsi menu takjil dan makanan untuk berbuka puasa yang disiapkan. “Sumber dananya dari donatur dan hasil infak atau sedekah yang diterima takmir masjid,” jelasnya.

Untuk kue dan minuman takjil, Hasyim mengatakan ada yang berasal dari sumbangan warga dan sebagian dibeli dari pedagang. Sedangkan makanan untuk berbuka puasa dimasak oleh warga secara bergiliran. “Jadi takmir masjid memberikan sejumlah uang kepada warga untuk memasak menu tertentu,” bebernya.

Disebutkannya, selama bulan Ramadan masjid hampir tak pernah kosong karena banyak kegiatan. Seperti kajian agama dari beberapa kelompok jemaah, tadarus, salat malam, dan iktikaf atau berdiam diri di masjid sembari beribadah.

Terkait nama masjid, Nur menceritakan diambil dari nama tokoh dan pejuang syiar Islam zaman dahulu kala. “Ki Ageng Gribig merupakan sosok yang patut diteladani, karena perjuangannya yang pantang menyerah, terutama dalam menegakkan ajaran agama,” beber Hasyim.

Adanya takjil dan berbuka puasa gratis ini disambut baik oleh warga dan jemaah masjid. Seperti yang disampaikan Ria Wahyuni yang hampir tiap hari selalu datang ke masjid. “Alhamdulillah di sini tak hanya makan bersama, tapi juga ada keguyuban dan saling membantu antarsesama dalam berbagai hal,” ungkap perempuan paruh baya itu. (say/yon)

 

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content