Klojen (malangkota.go.id) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (pemda) memberikan perhatian khusus pada pemberian vaksinasi polio. Hal ini disampaikan Menteri Tito saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dirangkaikan dengan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di Gedung Sasana Bhakti Praja Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (24/6/2024).
Menteri Tito menilai, penanganan kasus polio kemungkinan tidak akan sesulit penanganan pada kasus Covid-19, karena polio merupakan penyakit lama yang vaksinnya sudah ada, sehingga hanya diperlukan program untuk menggerakkan vaksinasinya. “Priositas untuk melakukan vaksinasi, terutama enam daerah dan 27 daerah lainnya. Targetnya adalah 95 persen, sehingga tercipta herd immunity,” terangnya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menambahkan, Indonesia memiliki risiko yang tinggi terhadap kejadian luar biasa (KLB) Polio, maka dari itu Menteri Budi meminta kepada kepala daerah untuk terus mendorong pelaksanaan vaksinasi polio di daerahnya.
“Saya minta kepala daerah mendorong Dinkes-nya, RSUD-nya, kalau perlu lakukan kerja sama dengan TNI-Polri. Biaya operasionalnya bisa gunakan DAK nonfisik, jadi untuk biaya ada, tinggal kepala daerah bantu dorong,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Malang Meifta Eti Winindar, SST, MM menyebutkan saat ini tidak ditemukan kasus polio di Kota Malang. Pada tahun 2024 ini, Kota Malang tidak menjadi lokus pemberian vaksinasi polio karena sudah dilakukan pada tahun 2023 yang lalu.
Meifta mengatakan berbagai inovasi dan intervensi juga dilakukan Dinkes Kota Malang dalam mencegah dan mengendalikan penyebaran virus penyakit di Kota Malang, salah satunya dengan adanya inovasi Dashboard Support System Imunisasi Balita (DASI Balita) yang dapat memonitor tingkat sebaran vaksinasi di Kota Malang. Ini tidak hanya dari Puskesmas-puskesmas tetapi juga terintegrasi dengan pusat layanan imunisasi lain termasuk rumah sakit yang ada di Kota Malang.
“Inovasi ini dilakukan untuk memastikan vaksinasi tinggi dan juga merata di seluruh kelurahan di Kota Malang. Jika belum tercapai, baik Dinkes maupun pihak terkait akan lakukan intervensi untuk mencapai target sebaran vaksinasi sehingga dapat membentuk herd immunity di Kota Malang,” jelasnya.
Di samping itu Meifta juga mengingatkan kepada seluruh pihak akan pentingnya pemberian vaksin terutama bagi balita. Maka dari itu, Meifta mengingatkan kepada para orang tua yang belum melakukan imunisasi pada balitanya untuk segera melakukan imunisasi dan rutin mengikuti jadwal Pemberian imunisasi lengkap sesuai usia.
“Vaksinasi penting untuk menjadikan anak sehat agar tetap sehat. Karena kita tidak bisa mengendalikan mobilisasi manusia, maka kita perlu membentengi anak-anak kita dengan pemberian imunisasi, dan tidak perlu khawatir akan KIPI, karena resikonya jauh lebih kecil daripada tidak diberikan imunisasi,” pungkasnya. (iu/yon)0000………………………….