Lowokwaru (malangkota.go.id) – Angka kemiskinan di Kota Malang terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Meski sempat terdistraksi pandemi global Covid-19 sehingga mengalami kenaikan angka kemiskinan pada tahun 2020-2021,namun di tahun berikutnya angka kemiskinan kian menurun. Bahkan pada 2024 ini persentase angka kemiskinan Kota Malang tercatat di angka 3,91% yang merupakan capaian terendah Kota Malang dalam satu dekade terakhir. Angka ini pun jauh lebih rendah dibandingkan pada capaian Jawa Timur sebesar 9,79% dan nasional sebesar 9,03%.
Sekretaris Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang Tedy Sujadi Sumarna mewakili Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang mengungkapkan bahwa Pemkot Malang telah menetapkan target penurunan kemiskinan dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) tahun 2024-2026, yakni sebesar 3,66-4,45%. “Walau sudah mencapai target, berbagai strategi terus dilakukan demi mengoptimalisasi penurunan angka kemiskinan,” jelasnya saat Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Malang Tahun 2024 di Hotel Atria Kota Malang, Selasa (29/10/2024).
Tedy membeberkan, pada semester I tahun 2024 ini capaian angka kemiskinan telah mencapat target, namun pihaknya tetap berupaya untuk mempertahankan dan bahkan berupaya untuk mencapai angka terbawah dari target tersebut, yakni 3,66%. Pemkot Malang telah mengalokasikan anggaran untuk penanganan kemiskinan pada perubahan anggaran tahun 2024 sebesar Rp638,922 miliar.
“Ada tiga strategi penanggulangan kemiskinan, yakni mengurangi beban pengeluaran masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar hidup, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menurunkan jumlah kantong kemiskinan. Strategi ini perlu kita letakkan sebagai pondasi untuk penanggulangan kemiskinan,” urainya.
Lebih rinci, Tedy menjabarkan program pengurangan beban pengeluaran masyarakat mendapatkan porsi anggaran terbesar yakni Rp555.922 miliar dan digunakan untuk bantuan permakanan bagi lansia terlantar, bantuan pembayaran iuran jaminan kesehatan, dan pemberian beasiswa.
Sementara itu, Rp29,882 miliar digunakan untuk program yang bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat, seperti pelatihan keterampilan untuk berbagai kelompok masyarakat dan workshop perkoperasian. Selanjutnya, program penurunan jumlah kantong kemiskinan mendapat porsi Rp40,911 miliar yang diwujudkan dengan adanya peningkatan akses layanan dasar bagi masyarakat, peningkatan konektivitas antarwilayah, dan pengingkatan konsolidasi program.
Lebih lanjut Tedy menyebutkan beberapa langkah strategis yang dilakukan oleh Pemkot Malang dalam rangka mengentaskan kemiskinan. Pertama adalah penguatan data, Pemkot Malang memanfaatkan database kesejahteraan sosial sebagai dasar penetapan data sasaran pelaksanaan program kegiatan penanggulangan kemiskinan. Tak hanya itu, Pemkot Malang pun juga menguatkan kolaborasi internal hingga peningkatan peran swasta melalui Forum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP).
“Dengan berbagai upaya yang kita lakukan secara kolaboratif ini, kami percaya Kota Malang akan makin sejahtera. Dengan rakor ini mari kita berkolaborasi untuk menemukan dan melaksanakan solusi penanggulangan kemiskinan di Kota Malang,” pungkasnya. (ari/yn)