Sukun (malangkota.go.id) – Kota Malang mengalami deflasi pada laju inflasi month-to-month di bulan pertama tahun 2025 sebesar -0,6 persen. Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang Umar Sjaifudin dalam rilis Berita Resmi Statistik yang dipaparkannya secara daring, Senin (3/2/2025).
Umar menyebutkan, deflasi ini dipicu oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang memberikan andil sebesar 1,14 persen terhadap deflasi umum, terutama oleh komoditas tarif listrik, bawang merah, tomat, telur ayam ras dan kacang panjang.
“Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok makanan, minuman dan tembakau memiliki andil paling dominan dalam menentukan arah deflasi bulan ke bulan Kota Malang pada bulan Januari 2025,” imbuhnya.
Umar menjelaskan, deflasi bulanan (m-to-m) yang terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga didorong oleh penurunan harga tarif listrik yang terjadi mulai Januari 2025. Sementara itu, deflasi bulanan (m-to-m) pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau terjadi akibat didorong oleh penurunan harga bawang merah, tomat, dan telur ayam ras. “Hal tersebut dikarenakan adanya kebijakan pemerintah terkait pemberian diskon tarif listrik pada pelanggan rumah tangga,” ungkapnya.
Beberapa catatan peristiwa lain yang terjadi pada Januari 2025 juga turut mempengaruhi laju inflasi di Kota Malang. Selain adanya pemberian diskon tarif listrik yang berlaku pada Januari dan Februari 2025, penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi per tanggal 1 Januari 2025 dan penyesuaian tiket pesawat udara di seluruh bandara pada momen libur hari Natal dan Tahun Baru selama 16 hari yaitu 19 Desember 2024 sampai dengan 3 Januari 2025 juga turut mempengaruhi laju inflasi. (iu/yn)