Blimbing (malangkota.go.id) – Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) bersama Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang menggelar Focus Group Discussion (FGD) di ruang rapat Dispangtan Kota Malang, Kamis (27/2/2025). FGD ini dilaksanakan untuk merefleksikan implementasi Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD PG) 2020-2026 sekaligus pembentukan multistakeholder forum Pangan Kota Kita yang ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama.

FGD yang diikuti 19 orang dari beragam unsur terkait ini dibuka oleh Sub Koordinator Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Dispangtan Kota Malang M. Ridwan. Dalam sambutannya Ridwan memberikan apresiasi kepada peserta dan program Pangan Kota Kita yang telah memiliki kepedulian soal pangan perkotaan.
“Kota Malang saat ini masih berada pada tahap ketahanan dan sedang tidak baik-baik saja, terutama untuk kaum muda. Terima kasih kepada KRKP dan LPKP yang telah menginisiasi program Pangan Kota Kita untuk menciptakan sistem pangan perkotaan yang berdaulat sesuai dengan visi misi Wali Kota Malang,“ jelas Ridwan.
Selain membentuk forum multistakeholder, FGD ini juga bertujuan untuk mendorong terciptanya kebijakan pangan perkotaan yang tangguh, berdaulat dan inklusif, yang salah satunya melalui pembentukan RAD PG 2025-2030 dengan melibatkan multistakeholder.
“Tujuan strategis RAD PG salah satunya memberikan panduan dan meningkatkan peran pemerintah daerah serta pemangku kepentingan lainnya dalam menciptakan ketahanan pangan dan gizi keluarga,” beber narasumber Prof. Dr. Teti Estiasih, STP, MP.
Dalam sesi FGD multistakeholder ini beragam unsur menyampaikan peran serta mereka selama ini dalam mewujudkan ketahanan pangan di Kota Malang, salah satunya melalui gerakan urban farming. “PKK Kota Malang bekerja sama dengan Dispangtan telah melakukan pemberdayaan dan pelatihan masyarakat di masing-masing kecamatan. Urban farming di halaman dan pekarangan ini bukan hanya menjadi gaya hidup sehat, tetapi potensi ekonomi dan ketahanan pangan keluarga” beber Kasiyati, perwakilan PKK Kota Malang.
Selain itu, ada upaya untuk mengajak dalam gerakan mengambil makanan secukupnya karena tingginya angka food waste di Kota Malang yang mayoritas disumbang dari limbah rumah tangga. “Kami sudah memulai dan mengajak keluarga serta masyarakat sekitar untuk terlibat dalam gerakan mengambil makanan secukupnya untuk mengurangi limbah rumah tangga serta beralih ke bahan pangan lokal. Pekerjaan ini membutuhkan keseriusan dan dukungan dari berbagai pihak, tidak hanya pemerintah saja” terang penggiat urban farming dan petani sayur organik, Titik.
Berbagai pengalaman, baik mengenai upaya menciptakan sistem pangan perkotaan yang tangguh, berdaulat dan inklusif tersebut mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk saling berkontribusi sesuai dengan perannya masing-masing. “Kami di Diskominfo tidak menutup kemungkinan untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengampayekan gerakan ketahanan pangan dan makanan sehat,“ jelas Felicitas, perwakilan dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Malang. (dispangtan/yn)