Lowokwaru (malangkota.go.id) – Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menghadiri Forum Diskusi Nasional ‘Pembentukan Karakter Untuk Pencegahan Kekerasan dan Pemeliharaan Kesehatan Mental di Lingkungan Pendidikan dari Berbagai Perspektif’ di Aula Gedung Teknik Sipil Polinema, Rabu (30/4/2025).

Berbagai pihak terkait yang hadir dalam forum ini menunjukkan komitmen bersama untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental, sehingga diharapkan melalui sharing session ini akan memberikan informasi dan edukasi kepada peserta mengenai kesehatan mental, serta pemahaman diri sebagai bekal untuk mengatasi berbagai tantangan ke depan.
Kekerasan dalam dunia pendidikan, baik yang bersifat fisik, verbal, hingga kekerasan berbasis gender, merupakan permasalahan serius yang tak boleh dianggap remeh. Demikian pula isu kesehatan mental yang kerap terpinggirkan. Padahal sangat menentukan kualitas belajar, tumbuh kembang, serta produktivitas generasi muda.
Wali Kota Malang menegaskan bahwa upaya pencegahan dan penanganan tidak cukup hanya dengan regulasi, akan tetapi membutuhkan pendekatan karakter, nilai, dan budaya. “Karakter yang kuat, empatik, dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan harus ditanamkan sejak dini dan diperkuat dalam lingkungan pendidikan tinggi. Di sinilah pentingnya sinergi berbagai pihak, mulai dari pemerintah, institusi pendidikan, masyarakat, serta mahasiswa itu sendiri,” imbuhnya.
Forum ini menurut Wahyu menjadi momentum strategis untuk menyatukan perspektif dan merumuskan langkah konkret yang bisa diimplementasikan bersama. “Lingkungan pendidikan seharusnya menjadi ruang yang aman, sehat, dan membebaskan tempat di mana setiap insan muda dapat tumbuh dan berkembang secara utuh, secara intelektual, emosional, sosial, dan spiritual,” beber Wahyu.
Orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu mengatakan, Kota Malang sebagai Kota Pendidikan memiliki komitmen kuat dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang sehat dan bebas kekerasan. Upaya-upaya kolaboratif seperti forum ini sejalan dengan semangat Nawa Bhakti Satya Jawa Timur, khususnya dalam mewujudkan pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter.
“Kami menyadari bahwa tantangan masih ada, terutama dalam mengurangi stigma negatif mengenai isu kesehatan mental dan meningkatkan akses layanan untuk mereka yang membutuhkan,” sambung Wahyu.
Pemkot Malang pun menegaskan komitmen untuk memperkuat kolaborasi dengan institusi pendidikan dan organisasi non-pemerintah, maupun lembaga kesehatan dan profesional di bidang psikologi guna menciptakan lingkungan yang mendukung kesadaran akan kesehatan mental.
“Kami percaya dengan dukungan bersama, kita bisa menciptakan Kota Malang yang lebih sehat dan inklusif. Saya pun berharap diskusi hari ini tidak hanya menjadi ruang tukar pikiran, namun juga melahirkan rekomendasi dan gerakan nyata yang dapat diimplementasikan di lingkungan kampus maupun pendidikan secara lebih luas. Mari kita jadikan pendidikan bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang aman untuk bertumbuh,” pungkas Wahyu. (say/yn)