Klojen (malangkota.go.id) – Beberapa peristiwa menjadi pemicu terjadinya inflasi di Kota Malang pada Juni 2025, di antaranya turunnya harga beberapa komoditas hortikultura, adanya stimulan tarif kereta api, tren peningkatan harga emas, dan peringatan Hari Raya Iduladha.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Umar Sjaifudin, dalam Rilis Berita Resmi Statistik yang digelar secara hibrida dari Kantor BPS Kota Malang, Selasa (1/7/2025).
Umar menambahkan, inflasi terjadi tidak hanya di Kota Malang saja, akan tetapi seluruh Kabupaten/Kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Banyuwangi (0,63 persen) sementara inflasi terendah di Kabupaten Tulungagung sebesar 0,30 persen.
“Data ini menunjukkan bahwa meski inflasi terkendali, tren kenaikan harga tetap harus diwaspadai agar tidak berdampak lebih luas pada perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut Umar menyampaikan, pada bulan Juni 2025, Kota Malang mengalami Inflasi bulan ke bulan (m-to-m) sebesar 0,38 persen, tahun kalender (y-to-d) sebesar 1,32 persen dan secara tahunan (y-on-y) juga mengalami infiasi sebesar 2,11 persen.
Penyumbang utama inflasi bulan Juni 2025 secara m-to-m adalah kelompok makanan, minuman den tembakau dengen andil 0,31 persen, sedangkan komoditas utama penyumbang infiasi adalah cabai rawit.
“Hal ini sejalan dengan tren inflasi provinsi maupun nasional meskipun masih menunjukkan kenaikan yang perlu kita antisipasi,” tuturnya.
Secara histori, Umar menjelaskan dalam lima tahun terakhir pada bulan Juni selalu terjadi inflasi. Pada tahun 2021 terjadi inflasi sebesar 0,08 persen, pada 2022 sebesar 0,61 persen, dan pada 2023 sebesar 0,07 persen. Deflasi baru terjadi pada tahun 2024 dengan nilai sebesar -0,36 persen.
“Secara y-on-y, inflasi pada bulan Juni 2025 dipicu oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Komoditas utama peryumbang infiasi yaitu emas perhiasan,” tutupnya. (iu/yn)