Klojen (malangkota.go.id) – Walikota Malang H. Moch. Anton hadir sekaligus membuka Seminar dan Konseling Gizi dalam rangka Hari Gizi Nasional ke-58 bertajuk Mewujudkan Kemandirian Keluarga dalam 1.000 HPK Untuk Pencegahan Stunting di Hotel Aria Gajayana Malang, Senin (29/1).
Sebagai informasi, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun
Pada kesempatan ini Walikota Malang yang akrab disapa Abah Anton itu mengungkapkan, pemenuhan kebutuhan gizi bagi anak sangatlah penting terutama saat 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang merupakan masa awal proses kehidupan manusia yang dimulai sejak masa kehamilan (janin masih di dalam kandungan), masa bayi, hingga anak berusia dua tahun.
Seminar kali ini melibatkan berbagai stake holder, para pelaku kesehatan dan gizi masyarakat, ibu hamil, dan segenap masyarakat Kota Malang. Abah Anton juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Malang sangat serius dalam menyiapkan generasi yang sehat.
“Melalui kegiatan seperti ini kami ingin bersama-sama masyarakat Kota Malang untuk bisa memberikan wawasan dan edukasi yang baik bagaimana memenuhi kebutuhan gizi,” jelas Abah Anton, Senin (29/1).
Dengan pemenuhan gizi yang baik, Abah Anton berharap anak-anak di Kota Malang bisa menjadi generasi yang hebat, memiliki postur yang bagus, bisa menjadi generasi yang bermanfaat, andal, serta mampu bersaing di masa yang akan datang.
Dari data yang ada, disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM di Kota Malang masih terdapat anak-anak yang mengalami kekurangan gizi. Namun keadaan ini akan terus diupayakan dapat teratasi dengan baik.
“Kami tidak melihat besar kecilnya jumlah terjadinya stunting di Kota Malang, yang jelas kami sangat serius mendukung upaya pemenuhan gizi anak-anak sejak dini di Kota Malang,” tegas Asih.
Bersama dengan para akademisi, Pemerintah Kota Malang ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemenuhan gizi, sehingga saat peserta kembali dari kegiatan bisa memberikan pencerahan kepada keluarga, lingkungan sekitar, Posyandu dan yang lainnya.
Prevalensi balita stunting di Kota Malang sendiri mengalami penurunan setelah terus dilakukan berbagai pendekatan. Adanya intervensi gizi dan peningkatan pengetahuan sehingga bisa dicegah dan ditangani lintas program banyak mendapat dukungan masyarakat, baik itu melalui pendampingan Balita melalui Posyandu ataupun melalui berbagai kebijakan pemerintah. (cah/yon)