Sentra industri kripik tempe yang ada di kawasan Kelurahan Sanan, nampaknya menjadi daya tarik tersendiri bagi TP PKK Pemkot Mojokerto. Kalau selama ini tempe hanya digunakan untuk lauk makan sehari, tapi saat ini tempe di Kota Malang bisa menghasilkan keuntungan yang luar biasa.
Demikian yang disampaikan oleh Ketua TP PKK Pemkot Mojokerto, Ninis Suyitno, saat memimpin kunjungan kerja studi banding ke Pemkot Malang, di ruang sidang balaikota, Selasa (26/11). Menurutnya, warga Kota Malang luar biasa, karena bisa mengelola makanan sekelas tempe menjadi makanan bernilai tinggi.
“Oleh sebab itulah, kami datang ke Kota Malang dan akan belajar bagaimana cara membuat keripik tempe yang bagus. Disini kotanya dingin, tapi keripik tempenya sangat enak dan renyah. Disamping akan membeli sebagai oleh-oleh, kami juga akan belajar bagaimana proses pembuatan keripik tempe ini. Nantinya akan kami praktikkan di Mojokerto,” urai Ninis.
Sementara itu, Wakil Ketua II TP PKK Kota Malang, Hj. Endang Shofwan mengatakan agar kunjungan dan kerjasama seperti ini terus ditingkatkan. Meskipun Ketua TP PKK dan sebagian besar anggotanya banyak yang sedang ada kegiatan di luar kota, namun kami berharap tidak mengganggu lancarnya acara seperti ini.
“Mudah-mudahan kunjungan ini bukan yang terakhir dan ke depan bisa lebih meningkatkan kerjasama di semua bidang. Selama ini kami menjalankan 10 program pokok PKK, di lima kecamatan dan 57 kelurahan yang ada di Kota Malang. Kota ini menjadi pusat pendidikan. Penduduknya lebih banyak dari yang tercatat, yaitu dari sekitar 800 ribu, karena banyaknya mahasiswa,” papar Endang.
Ditambahkannya, kami di Pokja I selalu melakukan pendampingan, pelatihan dan bermitra dengan instansi terkait. Seperti halnya pelatihan menjahit, manik-manik, dan sebagainya. “Pokja III mengadakan penyuluhan dan pembinaan, seperti halnya program rumah sehat. Dulu kami juga pernah belajar UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) ke Pemkot Mojokerto dan Alhamdulillah sekarang kami selalu juara, termasuk juga PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Kelurahan Sukun dengan kampung terapinya,” jelas Endang. (say/dmb)