Malang, (malangkota.go.id) – Hingga saat ini mungkin masih melekat di ingatan warga Kota Malang sosok mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Drs. Wasto, SH., MH yang sudah purnatugas pada akhir Februari 2021. Dan mungkin tidak banyak orang tahu jika dia ada di balik cikal bakal terbentuknya kader lingkungan pada tahun 2009 saat bertugas di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang kala itu.
Pada tahun 2010, Wasto pun berdedikasi dan meneguhkan diri untuk membentuk kelompok masyarakat yang mempunyai kepedulian terhadap lingkungan yang berlabel kader lingkungan. Saat dihubungi via ponselnya pada Selasa (9/11/2021) dia menceritakan, bahwa pihaknya mengajak sejumlah warga masyarakat untuk menjadi kader lingkungan dengan harapan dapat membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dalam merawat lingkungan.
Bagaimana merawat lingkungan agar tetap sehat dan sebagai upaya mencegah terjadinya berbagai bencana alam. Warga yang terlibat pun mendapat pembekalan dan pelatihan khusus serta diajak studi banding ke dinas terkait di Kota Surabaya yang dianggap telah sukses membentuk dan memberdayakan kader lingkungan. Berjalannya waktu, agar kader lingkungan yang dibentuk Wasto ini berfungsi optimal, maka diadakan lomba kampung bersinar (bersih, indah, rapi, nyaman).
Beberapa indikator dalam penilaian lomba yang juga melibatkan kalangan media massa tersebut, mengadopsi dari indikator lomba adipura. Sehingga dari upaya ini, saat ada lomba dan penilaian adipura, Kota Malang sudah melakukan atau mempunyai persiapan yang matang.
Di awal diadakannya lomba, disampaikan pria ramah itu, tidak mendapat respons besar dari masyarakat. RT/RW yang ikut pun, saat itu ada sedikit unsur keterpaksaan, dalam artian karena mendapat perintah dari lurah setempat. Namun dia tak putus asa, dan setelah tahu dampak positif dari lomba tersebut, lambat laun mulai banyak mendapat respons dan diikuti peserta dalam jumlah lebih banyak lagi.
Efek dari lomba kampung bersinar ini, di antaranya yaitu terbentuknya lingkungan yang nyaman, kerukunan masyarakat semakin baik, tumbuhnya partisipasi masyarakat dan interaksi sosial mulai menggeliat. Dari multi efek tersebut, mulai banyak ketua RT dan RW memberi laporan kepada Wasto jika warga mulai mempunyai kepedulian terhadap lingkungan meski tidak ada momen lomba yang berhubungan dengan lingkungan.
Pembentukan kader lingkungan ini pun akhirnya merambah hampir di setiap kelurahan. Saat lomba kampung bersinar digelar lagi, keberadaan kader lingkungan menjadi salah satu indikator prioritas dan berawal dari itu semua yang menjadikan banyak kelurahan mempunyai kader lingkungan. Pada tahun 2010-2014 setidaknya sudah ada sekitar 20 ribu warga yang bergabung menjadi kader lingkungan dan tersebar di 57 kelurahan yang ada di Kota Malang.
Ketika purnatugas sebagai sekda, Wasto pun dipercaya dan diminta oleh Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji agar tetap menggerakkan anggota kader lingkungan. Diakuinya, gayung bersambut karena dia juga menyukai terciptanya lingkungan yang sehat dan bersih, tanpa berpikir panjang Wasto pun menyanggupi amanah tersebut. Pria yang meraih gelar sarjana strata satu di Universitas Merdeka Malang itupun saat ini terus bergerak bersama masyarakat untuk menjadikan lingkungan sekitarnya lebih lagi.
Seperti bagaimana memanfaatkan sampah menjadi barang bernilai guna, menggencarkan budaya menanam dan memanfaatkan lahan seadanya dengan berbagai tanaman buah atau sayur. Saat ditanya peran nyata kader lingkungan selama ini, Wasto mengaku jika Kampung Glintung Go Green yang sempat meraih prestasi di level internasional, awalnya tak lepas dari sentuhan sebagian kader lingkungan.
Kampung di RW 23 Purwantoro tersebut dari 301 kampung yang terpilih di level internasional, kampung tersebut masuk nominasi 15 besar. Dari semua itu, akhirnya turut mengangkat nama harum Kota Malang di kancah internasional serta banyak daerah lain yang melakukan studi banding ke Purwantoro yang salah satu program andalannya berlabel gemar atau gerakan menabung air. Program ini sekaligus dapat merubah kampung di RW 23 itu yang awalnya sering terdampak banjir saat hujan turun, yang pada akhirnya menjadi kampung produktif serta bermanfaat besar bagi masyarakat sekitar.
Salah satu aktivitas yang hingga saat ini dimotori Wasto, yaitu menanam aneka jenis buah bersama kader lingkungan dan melibatkan pihak ketiga, yaitu Alfamart. Pada 14 November nanti wilayah Kecamatan Klojen adalah kawasan yang akan disasar. Sebelum melakukan penanaman, pihaknya berkoordinasi dengan pemangku wilayah seperti lurah dan camat setempat. Hal ini untuk memastikan dan menunjuk daerah mana yang akan ditanami bibit buah-buahan.
Program ini akan berkelanjutan dan akan menyasar setiap kelurahan yang ada di lima kecamatan di Kota Malang. Dalam satu kali aksi, disampaikan pria kelahiran Gunung Kidul itu, setidaknya ada 100 bibit pohon buah yang ditanam. Pihaknya juga siap jika diminta oleh masyarakat untuk melakukan penanaman di suatu tempat dan selain bibit buah-buahan, bisa diusahakan dapat terpenuhi.
Selain itu, dikatakan pria yang gemar berolahraga itu, pihaknya bersama kader lingkungan juga siap apabila diminta Pemkot Malang dalam menjalankan program-program kerjanya, terutama yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Seperti Gerakan Angkat Sampah dan Sedimen (GASS), ketika terjadi bencana banjir, pohon tumbang dan tanah longsor. Meski selama ini peran itu telah diambil, namun nantinya akan dimaksimalkan lagi.
Dari peran aktif para kader lingkungan ini, Wasto menyampaikan jika di tiap kelurahan nantinya dapat memunculkan lingkungan yang bersih dan sehat serta sebisa mungkin dapat memunculkan aneka kampung tematik. Pasalnya, semua kampung tentu memiliki potensi untuk mewujudkan hal tersebut dan semua itu tergantung dari partisipasi warga dan pemangku kewilayahan. Dia pun berharapa agar kader lingkungan ini dapat menjadi agen perubahan dan berperan aktif di masing-masing wilayahnya.
Dari berbagai aksi dan peras sosok Wasto ini, tidak berlebihan kiranya jika dia mendapat predikat sosok pahlawan yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap lingkungan. Seiring dengan apa yang telah dilakukan hingga saat ini, tentu nantinya diharapkan akan banyak bermunculan sosok Wasto-Wasto yang lain dan mungkin memilih bidang yang berbeda. Kota Malang tentu masih membutuhkan banyak sosok seperti dia agar kota ini lebih maju dan berkembang lagi. (say/ram)