Klojen (malangkota.go.id) – Indahnya toleransi antarumat beragama di Kota Malang kembali terpotret kala momen Salat Idulfitri 1444 Hijriah di Masjid Jami’ Kota Malang, Sabtu (22/4/2023).
Setiap tahun, umat muslim yang berbondong datang menjalankan Salat Id di Masjid Jami memang selalu membludak hingga meluber sampai ke kawasan Kayutangan. Oleh karena itulah Gereja Hati Kudus Yesus Kayutangan pun membuka halaman depan gerejanya supaya dapat digunakan oleh umat muslim untuk menjalankan ibadah Salat Id.
Para Romo, Suster, Frater, dan umat dengan ramah mempersilakan umat muslim untuk masuk halaman gereja. Pihak gereja terlihat telah menyediakan alas untuk para Jemaah Salat Id menggelar sajadahnya. Kebiasaan ini ternyata sudah berlangsung puluhan tahun dan menjadi bukti indahnya toleransi keberagaman di Kota Malang.
“Kami selalu terbuka untuk teman-teman muslim. Ini halaman kita, dan kita persilakan untuk digunakan salat. Ini adalah salah satu bentuk toleransi. Kami ingin menyediakan tempat karena memang kami berdekatan dengan masjid juga. Kami ingin menunjukkan bahwa persaudaraan sejati itu ada,” terang Pastur Rekan Gereja Kayutangan, Romo Paulus Teguh, O.Carm.
Romo Teguh bersama umat muslim di momen ini juga bersama-sama menyanyikan lagu dari musisi Bimbo untuk direkam dan diunggah sebagai ucapan selamat Hari Raya Idulfitri bagi saudara umat muslim. Tak hanya itu, pihak gereja juga menyesuaikan jam ibadah pagi sehingga baik umat muslim maupun Katolik dapat lebih leluasa dalam menjalankan ibadahnya.
“Misa pagi biasanya kami adakan jam enam pagi, tapi kalau ada Salat Id kami undur jamnya untuk memberi ruang bagi saudara-saudara (umat muslim) menjalankan salat lebih dulu. Baru setelah itu kami adakan misa,” sambung Romo Teguh.
Romo Teguh berharap bahwa rasa toleransi dapat terus dipupuk dan diperkuat di Bumi Arema ini. ”Semoga perdamaian antarsesama manusia terus terjaga, khususnya di Kota Malang. Paling tidak, hanya ini yang bisa kami lakukan untuk mewujudkan toleransi dan perdamaian,” imbuhnya.
Salah satu umat muslim yang menjalankan ibadah Salat Id di halaman gereja, Dhita, merasa sangat terkesan dengan besarnya toleransi ini. Dikatakannya bahwa ini adalah kali pertama baginya menjalankan Salat Id di halaman sebuah gereja.
“Lebaran kali ini punya kesan sendiri bagi saya dan keluarga, yaitu Salat Id di halaman gereja. Tadi juga sempat berswafoto bareng keluarga di depan gereja. Menyenangkan dan terharu, karena ternyata toleransi itu nyata dan sangat indah,” ucapnya tersenyum. (ari/yon)