Klojen (malangkota.go.id) – Dalam Perkembangan Indeks Harga Konsumen Kota Malang bulan September 2024, Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,14% . Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama deflasi dengan andil deflasi sebesar 0,18 persen. Hal tersebut diungkapkan dalam Rilis Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang yang digelar di Ruang Ngalam Command Center (NCC) Balai Kota Malang, Senin (2/10/2024).
Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Iwan Kurniawan ST, MM menyebutkan, dengan angka month to month (m-t-m) sebesar 1,67%, inflasi di Kota Malang masih terkendali. Ia berharap, ke depan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang dapat mempertahankan laju inflasi Kota Malang hingga akhir tahun 2024. “Kemarin dalam rilis, di periode September itu 1,83%, kali ini 1,67%, jadi ini terkendali dengan baik dan mudah-mudahan kita bisa menjaga dan mengendalikan sampai akhir tahun,” tukasnya.
Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, M.Si menambahkan bahwa beberapa peristiwa turut mempengaruhi terjadinya deflasi yang di Kota Malang pada periode September 2024. Salah satu yang sangat mempengaruhi adalah komoditas bahan pangan yang mengalami penurunan harga di bulan September ini.
“Seperti misalnya cabai rawit yang pada dua bulan lalu menjadi komoditas penyumbang inflasi tertinggi, tapi di bulan september ini mengalami penurunan, kemungkinan karena adanya musim panen. Sama juga dengan beras,” ujarnya.
Umar menjelaskan, hal ini terjadi lantaran di beberapa wilayah sentra cabai rawit dan cabai merah telah memasuki masa panen, sehingga stok kedua komoditas ini cukup melimpah di pasaran. Sebaliknya, panen raya bawang merah telah usai sehingga stok bawang merah mulai berkurang di pasaran.
Faktor lain yang juga mempengaruhi laju inflasi pada bulan September 2024 adalah adanya penyesuaian harga BBM Nonsubsidi yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero). Sebelumnya harga BBM nonsubsidi tersebut sempat dua kali mengalami kenaikan harga.
Selain menyampaikan perkembangan laju inflasi Kota Malang, dalam Rilis BRS tersebut disampaikan juga perkembangan pariwisata bulan Agustus 2024. Dalam paparannya, Umar menyebutkan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada hotel-hotel berbintang di Kota Malang pada bulan Agustus 2024 adalah sebesar 63,35 persen. Angka ini turun dari capaian bulan Juli 2024 sebesar 2,95 poin. Sementara itu, untuk TPK hotel nonbintang adalah sebesar 28,09 persen, turun 0,41 poin dibanding capaian pada Juli 2024.
Menanggapi hal tersebut Pj. Wali Kota Malang mengatakan angka ini cukup baik, meski perlu adanya beberapa perhatian khusus di beberapa aspek, seperti peningkatan sarana dan prasarana. Dengan adanya perbaikan, hal tersebut menurutnya dapat menambah masa tinggal para wisatawan, yang tentunya akan berpengaruh pada pendapatan asli daerah Kota Malang. (iu/yon)