Blimbing (malangkota.go.id) – Kota Malang menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pembinaan Inovasi Pelayanan Publik yang digelar oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) di Hotel Grand Mercure Malang Mirama, Rabu (20/11/2024). Hal ini adalah tindak lanjut dari berbagai upaya yang terus dilakukan Kementerian PANRB untuk mewujudkan pelayanan publik yang lebih optimal, yang salah satunya adalah mendorong pemerintah daerah untuk berpartisipasi aktif untuk menciptakan berbagai inovasi untuk meningkatkan pelayanan publik.
Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB, Otok Kuswandaru menyampaikan bahwa penyelenggaraan pembinaan inovasi pelayanan publik ini bertujuan untuk mewujudkan inovasi pelayanan publik yang berkelanjutan. Salah satu cara yang dilakukan untuk mendorong partisipasi pemerintah daerah dan instansi untuk mengembangkan inovasi adalah dengan menyelenggarakan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP). Sejak kali pertama penyelenggaraan KIPP pada tahun 2014 hingga tahun 2023, sudah ada 1.065 top inovasi pelayanan publik yang merupakan hasil seleksi dalam KIPP. Dari 1.065 inovasi tersebut, ada 252 inovasi yang telah direplikasi oleh 631 instansi.
Pembinaan inovasi pelayanan publik ini menitikberatkan pada tiga poin penting, yakni penciptaan inovasi, pengembangan inovasi, dan pelembagaan inovasi. “Salah satu yang menjadi nilai lebih dalam inovasi adalah adanya kebermanfaatan untuk masyarakat. Inovasi yang baik tentu didasari oleh niat yang baik. Inovasi yang baik harus didasari atas kebutuhan publik. Karena itu dibutuhkan sensitivitas kita untuk menemukan apa yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. Inovasi yang tidak didasari dengan kebutuhan, keinginan, harapan masyarakat yang dilayani akan menjadi sia-sia,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Erik Setyo Santoso mengungkapkan inovasi pelayanan menjadi satu hal yang menunjukkan peningkatan kerja dan kinerja pemerintah sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, daerah, bangsa dan negara. “Penyelenggaran pemerintah daerah dengan segala tantangan perubahan dan paradigma reformasi birokrasi, serta peningkatan daya saing daerah; tentu akan diikuti dengan tuntutan adanya terobosan-terobosan inovatif yang meliputi inovasi tata kelola, pelayanan publik, dan inovasi lainnya, guna melaksanakan urusan pemerintahan serta mencapai tata kelola pemerintahan yang baik,” ungkap Erik dalam sambutannya di hadapan para peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia ini.
Erik menegaskan bahwa memberikan pelayanan publik secara prima kepada masyarakat telah menjadi komitmen bagi Pemkot Malang. Karenanya, pengembangan inovasi pelayanan publik pun menjadi sebuah keharusan bagi setiap unit kerja di lingkungan Pemkot Malang. Dari tahun ke tahun pun jumlah inovasi yang dikembangkan terus mengalami peningkatan. Bahkan beberapa di antaranya terpilih dan mendapatkan penghargaan sebagai yang terbaik. Beberapa inovasi yang tercatat mendapatkan penghargaan adalah Emas Hitam di Balik Tumpukan Sampah sebagai Top 25 Tahun 2015, SEPASAR PEDAS (Sekolah Pasar Pedagang Cerdas) sebagai Top 45 Tahun 2020, Sentra Intensif Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok atau Si Ikan Nila sebagai Top 45 Tahun 2021, dan Jarik Ma’Siti (Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa) sebagai Top 45 Tahun 2023. Selain itu, dua inovasi yang merupakan hasil replikasi dari Jarik Ma’Siti yakni NASI TIGA BERAS (Pelayanan Siswa Istimewa Galas Berwirausaha) dari SMPN 13 Kota Malang dan SIMBA ASIA (Sinau Mandiri Bersama Anak Satata Wiyata Mandalaning Bangsa Istimewa) dari SMPN 2 Kota Malang masuk sebagai Top 5 Tahun 2024 Kelompok Replikasi.
“Ini merupakan bukti bahwa kami senantiasa terus mengembangkan inovasi-inovasi yang menjadi modal bagi peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Namun kami menyadari bahwa ada lima faktor yang berkontribusi mendorong inovasi bekerja dan terus bertahan, yaitu kemampuan dan ruang kreativitas para innovator, keberadaan unit khusus untuk mengatasi hambatan inovasi, adanya strategi manajemen risiko inovasi, pemanfaatan kekuatan data, informasi, dan pengetahuan untuk berinovasi, dan fleksibilitas sistem penganggaran dan alokasi anggaran untuk inovasi,” bebernya.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan sharing knowledge dari salah satu inovator Jarik Ma’Siti yang digagas oleh SMP Negeri 10 Kota Malang dan sudah direplikasi oleh beberapa sekolah bahkan menjadi jujugan studi tiru dari berbagai sekolah luar daerah. (ari/yn)