Blimbing (malangkota.go.id) – Pangan menjadi kebutuhan dasar manusia yang paling utama. Salah satu bentuk upaya untuk memperkuat pangan adalah melalui Program Pangan Kota Kita yang mendorong adanya transformasi sistem pangan perkotaan melalui kolaborasi multi-stakeholder. Program Pangan Kota Kita pun memperkuat keterlibatan generasi muda untuk peduli dengan pangan salah satunya dengan melaksanakan Forum Group Discussion (FGD) bertajuk ‘Peran Anak Muda Menyelamatkan Bumi Melalui Gerakan Peduli Pangan’, Selasa (25/2/2025).

Kegiatan yang diselenggarakan di Kantor Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur ini sekaligus menjadi momen pembentukan Youth Forum Gema Pangan (Gerakan Teman Teman Peduli Pangan) dan menjadi bentuk komitmen program Pangan Kota Kita untuk melakukan penguatan keterlibatan generasi muda dalam mendorong perubahan sistem pangan perkotaan yang tangguh, inklusif dan berdaulat.
Ketua LPKP Kota Malang Suti’ah membeberkan bahwa dibutuhkan sistem pangan yang berdaulat, beresiliensi, dan inklusif. Suti’ah memberikan contoh, saat ini hampir 80% produk makanan olahan berbahan baku gandum yang berasal dari suplier luar Indonesia. Kondisi tersebut menciptakan ketergantungan dan rawan menyebabkan krisis pangan di tengah konflik global.
“Besar harapan kami teman-teman bisa menjadi bagian dalam membangun sistem pangan di Kota Malang yang lebih beresiliensi dan inklusif untuk mencapai tujuan SDG’s kedua Anti Kelaparan” tutur Suti’ah yang menjadi fasilitator dalam kegiatan ini.
FGD ini melibatkan kaum muda dengan beragam latar belakang, yakni Forum Anak Kota Malang, Malang Creative Fushion, Duta Genre, mahasiswa, Adiwiyata, dan media. Berbagai gagasan, pandangan, bahkan keresahan mengenai kondisi pangan saat ini disampaikan oleh peserta dalam forum ini. Salah satu yang menjadi problem saat ini adalah rendahnya minat kaum muda menjadi petani.
“Petani saat ini berada pada kondisi yang menyedihkan, tetapi saya mendeklarasikan bahwa cita-cita saya menjadi petani. Mengajak anak muda menjadi petani bukanlah hal yang mudah, tetapi lebih efektif jika yang mengajaknya sesama anak muda,” ujar Zuem, salah satu perwakilan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Tak hanya dalam proses produksi pertanian, permasalahan pangan juga dialami oleh para pelaku UMKM produk kuliner. Masih minimnya pasar dan branding untuk produk olahan UMKM berbahan olahan alternatif juga menjadi isu pembahasan dalam forum ini. “Sebenarnya UMKM itu banyak produk inovasinya, tetapi masalah terbesarnya mereka tidak memiliki pasar dan terganjal perizinan yang kompleks. Salah satu alternatifnya dengan memperkuat branding dengan mengajak para influencer dan mengadakan festival agar produk-produknya lebih dikenal,“ ungkap Avitri yang merupakan perwakilan dari Malang Creative Fushion.
Berbagai tantangan terkait ketersediaan pangan saat ini menjadi sebuah prioritas dan urgensi bersama. Karena itulah pembetukan Youth Forum bernama Gema Pangan ini yang diharapkan menjadi wadah untuk mengatasi berbagai persoalan pangan yang kompleks dan mengajak semua pihak terlibat ambil bagian dalam tagar #gema pangan.
Selain melakukan FGD dan membentuk Youth Forum, dalam kegiatan tersebut juga di-launching kompetisi Gema Pangan yang diinisiasi oleh Forum Anak Kota Malang bekerja sama dengan program Pangan Kota Kita. Ada tiga kategori dalam kompetisi yang dimulai pada bulan Maret tersebut, yakni Cipta Poster Digital, Cipta Video Persuasif Peduli Pangan, dan Olah Bahan Pangan. (ari/yn)