Klojen (malangkota.go.id) – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso mengajak peserta Visitasi Kepemimpinan Nasional (VKN) Angkatan I Tahun 2025 untuk terus bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi di era digital. Ajakan ini disampaikannya saat menerima peserta kegiatan Visitasi Kepemimpinan Nasional di Ruang Sidang Balai Kota Malang, Selasa (29/4/2025).

Erik menyebutkan pemanfaatan teknologi dianggap sangat efektif dalam menyosialisasikan kegiatan pemerintah daerah kepada masyarakat luas. Maka dari itu, Erik mendorong para peserta VKN untuk bisa keluar dari zona nyaman, dan terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi guna menciptakan tata kelola pemerintahan daerah yang
“Bagaimana kita bisa meng-create apa yang kita lakukan dengan bahasa komunikasi publik di era digital yang kemudian kita bisa sosialisasikan secara luas, sehingga perkembangan digitalisasi SPBE ini benar-benar terintegrasi secara penuh di tata kelola pemerintahan,” tuturnya.
Selain beradaptasi, Erik juga mengajak para peserta untuk bisa berinovasi dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Menurutnya, VKN ini dapat menjadi ajang tukar pikiran antara peserta dengan perangkat daerah di Kota Malang dalam menemukan inovasi-inovasi yang nantinya akan bermanfaat bagi pelayanan publik baik untuk Kota Malang maupun daerah asal peserta VKN Angkatan I Tahun 2025 itu sendiri.
“Ada banyak aspek di sini yang bisa menjadi bahan evaluasi bagi peserta. Tentu kami butuhkan saran dan masukan bagi kemajuan Kota Malang melalui inovasi dan evaluasi peserta sekalian,” tambahnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Widya Iswara Ahli Utama BPKSDM Provinsi Jawa Timur, Margo Yuwono menyampaikan pemilihan Kota Malang sebagai lokus kegiatan VKN ini bukanlah tanpa alasan. Dengan banyaknya inovasi dan terobosan yang dilakukan oleh Pemkot Malang, hal ini menjadi tantangan sendiri bagi para peserta VKN.
“Tantangan kami adalah di tengah capaian luar biasa Kota Malang kami harus mencari celah menemukan permasalahan dan membuat rekomendasi dengan melalui pendekatan problem solving,” ujarnya.
Pendekatan problem solving sendiri, Margo menjelaskan sudah dipakai Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebagai pendekatan yang diharapkan mampu membentuk kepemimpinan strategis, yang mampu berpikir kiritis, kemudian analisis masalah yang nyata dan menawarkan solusi yang inovatif berbasis konteks lokal.
“Kami harap visitasi ini menjadi pengalaman pembelajaran yang bukan hanya memperkaya wawasan peserta, tapi juga melatih ketajaman analisis dan kemampuan dalam menghadapi kompleksitas tantangan di lokasi,” pungkasnya. (iu/yn)