Berita Hukum, Politik, dan Pemerintahan

Serahkan Penghargaan Kampung Mbois, Ini Pesan Wali Kota Malang

Klojen (malangkota.go.id) – Dalam rangkaian apel pagi rutin Aparatur Sipil Negara (ASN) di halaman depan Balai Kota Malang, Senin (5/5/2025), Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyerahkan Penghargaan Lomba Kampung Mbois 2025. Lomba Kampung Mbois yang sebelumnya telah dilakukan serangkaian penilaian ini adalah dalam rangka memeriahkan HUT ke-111 Kota Malang.

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat foto bersama usai penyerahan penghargaan Lomba Kampung Mbois (foto: Prokompim Setda Kota Malang)

Wali Kota Malang Wahyu dalam arahannya mengatakan bahwa momentum ini bukan hanya menjadi simbol peringatan usia Kota Malang, tetapi lebih dari itu menjadi ajang memperkuat komitmen bersama untuk mewujudkan visi besar ‘Menuju Malang Mbois dan Berkelas’. Mbois dan Berkelas ini merupakan akronim dari mandiri, berbudaya, optimis, indah, sejahtera, berkelanjutan, kolaboratif, efisien, lestari, adaptif, dan sinergis.

“Harus disadari bersama, saat ini masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Ada empat misi pembangunan yang harus diwujudkan, lima program unggulan yang harus dijalankan, serta program Dasa Bakti yang menjadi tanggung jawab bersama,” jelasnya.

Keberhasilan pembangunan pun tentu tidak bisa dicapai hanya oleh pemerintah saja, tetapi harus ada peran serta keterlibatan seluruh elemen masyarakat. “Kolaborasi, sinergi, dan kebersamaan adalah kunci keberhasilan,” tuturnya lagi.

Untuk itu, pada kesempatan ini Wahyu mengajak seluruh jajaran, terutama para lurah agar aktif mendorong dan memberdayakan warga masyarakat di wilayahnya masing-masing untuk meningkatkan partisipasi dalam mendukung program-program pembangunan. “Ini adalah wujud nyata kecintaan kita kepada Kota Malang tercinta,” imbuh Wahyu.

Orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu berpesan kepada seluruh ASN agar selalu menanamkan nilai-nilai gotong royong, kebersamaan, dan kepedulian dalam setiap tugas dan pengabdian. “Jangan merasa bekerja sendiri. Jadikan rekan kerja sebagai mitra sejati, bukan sekadar kolega. Bangun koordinasi yang solid, jalin komunikasi yang terbuka, dan ciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan saling mendukung,” ajaknya.

“Dengan demikian, kita tidak hanya mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, tetapi juga membangun suasana kerja yang produktif, menyenangkan, dan penuh semangat. Karena keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur dari fisik yang tampak, tetapi dari seberapa kuat kita membangun jiwa gotong royong di dalamnya,” pungkas Wahyu. (say/yn)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content