Klojen, MC – Dalam rangka melaksanakan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 027/1696/SJ tanggal 2 April 2013 tentang Menjaga Keterjangkauan Barang dan Jasa di Daerah, serta untuk membantu meringankan beban masyarakat yang berpenghasilan rendah dalam memenuhi kebutuhan pokok dengan kualitas baik dan harga terjangkau, Pemerintah Kota Malang melalui Bagian Perekonomian dan Usaha Daerah Setda Kota Malang menggelar kegiatan Pasar Murah Ramadan pada hari Rabu (15/6) mendatang di area luar Stadion Gajayana Malang.
Pasar murah yang digelar selama tiga hari sampai dengan tanggal 17 Juni 2016 tersebut rencananya akan diikuti oleh 28 peserta yang meliputi SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang, BUMD Kota Malang, TP PKK Kota Malang, Dharma Wanita Persatuan Kota Malang, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Malang, Bank Indonesia Malang, Perbankan, Bulog, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Malang, Laskar Malang, Paguyuban Istri dan Ibu Anggota DPRD Kota Malang, serta dunia usaha lainnya.
Sementara itu, jenis produk dan layanan yang akan dipasarkan antara lain adalah penjualan paket sembako murah, pakaian murah, kue kering, dan bahan makanan lainnya seperti sayur organik, ikan, daging, telur dan sejenisnya, ada pula layanan kesehatan, serta layanan penukaran uang baru.
Menurut Kepala Bagian Perekonomian dan Usaha Daerah Setda Kota Malang, Dra. Rinawati, MM, kegiatan ini selain untuk memfasilitasi dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, juga untuk menjaga stabilisasi pangan dan inflasi menjelang Bulan Ramadan serta Hari Raya Idulfitri.
“Melalui kegiatan ini kami berharap agar kebutuhan masyarakat di bulan Ramadan dapat terpenuhi tanpa harus dibebani dengan harga sembako dan bahan makanan lainnya yang semakin meningkat” harap Rina, Rabu (8/6).
Lebih jauh dijelaskannya, bahwa kegiatan ini secara tidak langsung juga dapat mengendalikan inflasi daerah, karena biasanya jelang Hari Raya Idulfitri beberapa kelompok pengeluaran akan mengalami inflasi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada bulan Mei 2016 beberapa kelompok pengeluaran mengalami inflasi seperti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga, serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan. (say/yon)