Membangun sinergisme yang saling menguntungkan dengan pemerintah, Universitas Ma Chung terus melakukan berbagai terobosan. Di antaranya dengan menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk melakukan kerjasama, Kamis (28/11).
Menandai secara resmi kerjasama dengan BPPT, Universitas Ma Chung melakukan penandatanganan nota kesepahaman, Kamis (28/11). Dari Universitas Ma Chung diwakili Rektor Leenawaty Limantara, Ph.D, sementara itu dari BPPT diwakili Dr. Ir. Listyani Wijayanti (Deputi Bidang Teknologi Agro Industri dan Bioteknologi BPPT).
Leenawaty Limantara mengungkapkan, kerjasama mengenai riset dan penerapan teknologi berbahan ala mini merupakan suatu hal yang sangat penting bagi Universitas Ma Chung. Dimana Universitas Ma Chung selama ini selalu memperluas dan memperdalam sinergi ABG (Akademisi-Government dan bisnis/industri) agar penelitian Universitas Ma Chung sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tepat sasaran.
“Sinergi ABG merupakan sasaran utama Universitas Ma Chung dalam kontribusi nyata di bidang riset melalui Ma Chung Research Center for Phothosynthetic Pigments,” jelas Shinta, panggilan akrab Leenawaty Limantara, Kamis (28/11).
Dari kenyataan itu, kerjasama antara Universitas Ma Chung yang sudah terjalin dengan industri perlu dilengkapi, didukung kerjasama dengan pemerintah. Dalam hal ini bekerjasama dengan BPPT selaku badan negara yang mewadahi penerapan teknologi di Indonesia.
Shinta menyebutkan salah satu bentuk riil dari kerjasama ini, diantaranya adalah dengan bekerjasama membuat produk herbal anti hiper kolesterol. Saat ini obat ini sudah selesai dan sedang dilakukan uji coba pra klinik, sebelum nantinya diperjualbelikan di pasaran.
Listyani Wijayanti mengatakan, adanya kerjasama dengan Universitas Ma Chung ini diharapkan menguntungkan kedua belah pihak. Kerjasama seperti ini sudah seringkali dilakukan dengan kampus negeri, namun untuk kampus swasta, baru Universitas Ma Chung yang pertama melakukan kerjasama. (cah/dmb)