Berita

Pemkot Malang Bersih-bersih Satu Jalur

Menjaga agar Kota Malang bisa kembali bersih dan indah, setelah beberapa minggu terakhir di kawasan uji coba satu jalur semrawut oleh berbagai perkakas warga, Pemkot Malang menggelar bersih-bersih. Melibatkan petugas gabungan dari Dinas Perhubungan (Dishub), Satpol PP, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) serta TNI/Polri, Kamis (28/11).

Pemasangan cone untuk menandai jalur mikrolet dan kendaraan umum, Kamis (28/11)
Pemasangan cone untuk menandai jalur mikrolet dan kendaraan umum, Kamis (28/11)

Gerakan bersih-bersih ini juga mencopoti berbagai spanduk protes warga terhadap penerapan satu jalur di Jl. Mayjend. Panjaitan sampai dengan MT. Haryono. Petugas juga membersihkan tanaman dan batu-batuan di tengah jalan yang selama ini dijadikan warga sebagai jalur pembatas jalur umum dan mikrolet.

Untuk mengganti pembatas jalur, petugas juga menata cone khususnya di kawasan Betek. Diletakkannya cone ini diharapkan bisa membuat batasan jalur angkot dan kendaraan umum bisa jelas. Sebab selama ini meski sudah ada garis marka kuning, yang berarti jalur khusus angkot, banyak kendaraan yang masih sering menerobos mengikuti angkot.

Kepala Satpol PP Kota Malang Drs. Mulyono, M.Si mengungkapkan, gerakan ini adalah untuk bisa mendukung diterapkannya program satu jalur di Jl. Mayjen Panjaitan –MT Haryono. Ini dilakukan agar jangan sampai dengan adanya program satu jalur, lalu lintas justru tidak tertib.

“Kami melakukan kegiatan ini adalah mengakomodasi keinginan warga agar lalu lintas semakin lancar dan mencegah agar tidak sampai terjadi kecelakaan,” terang Mulyono, Kamis (28/11).

Tidak hanya membersihkan jalan dan mencopoti spanduk penolakan satu jalur, petugas juga memasang ratusan traffic cone dan pita kejut yang dianggap lebih aman namun efektif. Juga dibuatkan zebra cross untuk memudahkan pejalan kaki menyeberang di jalan yang masuk rekayasa jalur satu arah. Sedikitnya, ada 12 spot zebra cross di sepanjang Mayjend. Panjaitan sampai MT Haryono.

Warga Betek, Hariono mengaku sengaja memasang batu dan tanaman di jalur one way karena selama ini saat diterapkan satu jalur, pengendara cenderung ugal-ugalan dalam memacu kendaraan. Kenyataan ini membuat sulit warga Betek jika ingin menyeberang jalan.

“Sebenarnya kalau boleh memilih, saya lebih suka dua jalur seperti yang dahulu. Tetapi karena ini sudah keputusan pemerintah, suka atau tidak suka, saya tetap harus patuh,”  tegas Hariono. (cah/dmb)

You may also like

Skip to content