Berita

Saatnya Beralih ke Tenaga Surya

Turut mendukung upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan sumber daya energi di Indonesia, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menggelar sosialisasi kebijakan energi nasional. Dalam kesempatan ini anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Prof. Ir. Rinaldy Dalimi, M.Sc, Ph.D berbicara panjang lebar terkait energi alternatif, Selasa (02/12).

Anggota DEN, Prof. Ir. Rinaldy Dalimi, M.Sc, Ph.D saat memberikan materi di ITN Malang, Selasa (02/12)
Anggota DEN, Prof. Ir. Rinaldy Dalimi, M.Sc, Ph.D saat memberikan materi di ITN Malang, Selasa (02/12)

Salah satu energi yang sangat melimpah dan sampai saat ini belum dimanfaatkan dengan baik adalah energi surya atau tenaga matahari (solar cell). Jika dikelola dengan baik, solar cell tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan akan listrik di Indonesia tetapi juga menghapus ketergantungan terhadap energi fosil (bahan bakar minyak) yang saat ini kian menipis karena konsumsi yang terus menerus.

Rinaldy mengungkapkan pengembangan solar cell saat ini sudah mutlak harus dilakukan di Indonesia, sebab di Indonesia tenaga surya sangat melimpah. Jika rumah-rumah tipe kecil seperti tipe 36 atapnya diganti dengan solar cell (panel surya) berapa banyak listrik yang bisa dipanen atau dihasilkan.

“Negara Indonesia banyak disinari matahari, ini potensi luar biasa besar. Tinggal bagaimana memanfaatkan saja,” jelas Rinaldy, Selasa (02/12).

Rinaldy menyebutkan selama ini Indonesa belum mengembangkan solar cell karena dianggap mahal dan membutuhkan lahan. Padahal dengan berkembangnya teknologi, solar cell bisa dikembangkan dengan memanfaatkan atap rumah (roof top).

“Memanfaatkan atap untuk menyimpan cadangan energi, kita bisa menyuplai diri sendiri. Ini adalah masa depan kita, karena solar cell akan bisa menyelesaikan masalah energi,” tegas Rinaldy.

Menurutnya solar cell bisa menjadi alternatif bagi bangsa Indonesia dibandingkan dengan pembangunan pembangkit tenaga nuklir. Sebab di Indonesia sangat beresiko untuk mengembangkan tenaga nuklir. Selain karena rawan gempa, juga masih sangat terbatasnya SDM (Sumber Daya Manusia, red) sehingga bila memaksakan akan lebih banyak menggunakan SDM dari luar negeri. Belum lagi dibutuhkan uranium yang tentu saja mengimpor dari negara lain.

Ketua pelaksana sosialisasi, Ir. Choirul Saleh, MT mengaku ITN saat ini juga tengah fokus untuk mengembangkan berbagai penelitian terkait energi terbarukan. Baik itu terkait solar cell maupun pengembangan tanaman jarak menjadi biogas.

“Jika nanti ditunjuk oleh dewan energi nasional kami sudah siap, saat ini ITN terus mengembangkan berbagai penelitian terkait solar cell dan biogas,” ujar Choirul.

Kegiatan sosialisasi energi di ITN ini tujuannya adalah untuk mensosialisasikan apa yang diinginkan pemerintah hingga tahun 2050 mendatang berkaitan dengan solusi untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Kegiatan ini diikuti para pakar dari perguruan tinggi, pengusaha, dan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. (cah/yon)

You may also like

Skip to content