Berita

Angkat Budaya Malang, Pelaku Seni Gelar Dialog Dengan Anggota Komisi X

angkat-budaya-malang-pelaku-seni-gelar-dialogTekad para musisi dan pelaku seni untuk mengangkat Kota Malang melalui seni budaya mendapat sambutan hangat dari anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Moreno Suprapto. Dalam dialog yang berlangsung di Galeri Malang Bernyanyi (GMB) di Perum Griya Shanta Blok G No. 47 Kota Malang ini banyak sekali ide-ide kreatif yang bisa digali, Rabu (18/3).

Hadir dalam diskusi ini Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni, SH, M.Si, para pelaku seni dan juga segenap pegiat kebudayaan di Kota Malang.

Moreno mengungkapkan bahwa budaya adalah salah satu benteng pertahanan terakhir bangsa Indonesia, karena itulah kita harus berjuang agar budaya asli Indonesia tidak terkikis dan akhirnya hilang. Melalui dialog seperti ini diharapkan berbagai budaya di Malang  bisa terangkat kembali.

“Saya senang bisa bertatap muka langsung dengan pelaku seni dan kebudayaan di Kota Malang. Dari kegiatan ini kami tampung berbagai usulan menarik untuk dibawa ke pusat,” jelas Moreno, Rabu (18/3).

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Disbudpar Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni, SH, M.Si yang mengaku sangat konsen dan menaruh kepedulian yang tinggi agar pelaku seni di Kota Malang bisa eksis kembali. Pihaknya akan mendukung penuh berbagai kegiatan seni dan budaya di Kota Malang, termasuk dalam hal menyediakan gedung.

“Saat ini gedung kesenian Gajayana sudah diperbaki, untuk pelaku seni di Kota Malang yang ingin menggelar event di tempat itu akan dibebaskan dari biaya. Syaratnya harus melakukan permohonan dahulu secara resmi ke Disbudpar,” terang Ida.

Sementara itu Lady Rocker pertama Indonesia asal Kota Malang, Sylvia Saartje mengatakan musisi di Malang ingin memiliki gedung pertunjukan khusus seni seperti di era tahun 70-an dan 80-an. Pada era itu Kota Malang sudah memiliki GOR Pulosari, Gedung Tenun, dan Gedung Cendrawasih yang sangat representatif  untuk menggelar sebuah konser dan juga pergelaran seni.

“Sayangnya gedung-gedung itu saat ini sudah tidak ada lagi dan berubah menjadi mal dan pertokoan. Saya  berharap Kota Malang saat ini mau membangun lagi gedung untuk konser yang representatif,” tegas Sylvia. (cah/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content