Berita

Tingkatkan Pelayanan, RSI Aisyiyah Malang Tambah Fasilitas

Agar pelayanan di Rumah Sakit Islam (RSI) Aisyiyah Malang lebih maksimal, pihak rumah sakit menambah beberapa fasilitas ruangan rawat inap dan poliklinik. Penambahan fasilitas tersebut merupakan salah satu faktor penentu pelayanan prima.

Kepala RSI Aisyiyah Malang, dr. H. Hartojo, SpPK(K) meletakkan batu pertama, Jumat (3/4)
Kepala RSI Aisyiyah Malang, dr. H. Hartojo, SpPK(K) meletakkan batu pertama, Jumat (3/4)

Hal itulah yang disampaikan oleh Kepala RSI Aisyiyah Malang, dr. H. Hartojo, SpPK(K) disela-sela acara peresmian ruang Abu Bakar, ruang Hasan, ruang Salman, ruang Khadijah, Masjid Al-Furqon, kantor manajemen, dan peletakan batu pertama pembangunan instalasi rawat jalan di rumah sakit yang ada di Jl.Sulawesi 16 Kota Malang itu, Jumat (3/4).

Saat ini, kata dia, RSI Aisyiyah Malang mempunyai karyawan sebanyak 390 orang dan di dalamnya termasuk perawat sebanyak 131 orang serta tiga orang dokter spesialis yaitu spesialis paru, bedah, dan anastesi. “Kami mempunyai dokter tamu sebanyak 63 orang. Sedangkan untuk menambah dokter spesialis, kita mengirim dua dokter setiap tahun untuk menempuh pendidikan,” imbuh dr. Hartojo.

Pria ramah tersebut menambahkan bahwa di akhir tahun 2015 ini akan ada tambahan satu dokter spesialis anak. “Dari semua itu, kami berharap bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien. Untuk pembangunan poliklinik, peletakan batu pertama dilaksanakan hari ini dan diperkirakan dalam sembilan bulan ke depan sudah selesai. Beberapa ruang tambahan baru yang diresmikan hari ini sudah digunakan,” paparnya, Jumat (3/4).

Sementara itu, perwakilan Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Jawa Timur yang saat ini diwakili oleh Ketua Majelis Pelayanan Kesehatan Umum, dr. H. Solehul Absor mengatakan jika di Jawa Timur ada sebanyak 29 rumah sakit Muhammadiyah dan omset per tahunnya sekitar Rp. 500 milyar. “Maksud Muhammadiyah mendirikan rumah sakit yang terpenting adalah kualitas pelayanan dan pasien,” ujarnya.

Yang perlu dicermati, kata dia, dengan banyaknya rumah sakit Muhammadiyah, apakah bermanfaat bagi umat. Rumah sakit Muhammadiyah harus ada bedanya dengan rumah sakit lainnya sehingga rumah sakit Muhammadiyah menjadi pilihan. “Saat ini afiliasi umat Islam untuk berobat ke rumah sakit karena kesamaan faham hanya delapan persen. Ini pekerjaan rumah besar kita agar angka itu bisa lebih besar lagi,” himbau Absor.

“Rumah sakit yang baik harus memenuhi tiga faktor, yaitu profit, people, planet (lingkungan yang sehat). Profit disini diartikan bahwa keuntungan sewajarnya dan bisa dinikmati bersama secara merata, serta bukan semata-mata mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk people yaitu terkait mengenai pelayanan yang baik. Sedangkan planet lebih pada efek atau dampak adanya rumah sakit, yaitu apakah menimbulkan masalah baru bagi masyarakat sekitar atau tidak,” jelas Absor.

Dipihak lain, Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang, H. A. Rif’an Maskur, SH, M.Hum mengatakan bahwa yang namanya berorganisasi pasti tidak lepas dengan ketegangan-ketegangan. Jangankan dalam organisasi, dalam keluarga pun selalu pasti ada masalah. “Meski demikian, kita sebagai warga Muhammadiyah harus tetap menjaga ukhuwah islamiah, hindari fitnah, dan turut menciptakan situasi damai,” ajaknya.

“RSI Aisyiyah Malang saat ini terus berbenah dan menambah fasilitas pelayanan dengan dibangunnya poliklinik dan penambahan beberapa ruang rawat inap. Ini hal yang bagus dan kita sebagai warga Muhammadiyah patut mensyukurinya. Mari kita manfaatkan rumah sakit ini jika kita membutuhkan,” pungkas Rif’an. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content