Pemerintah Kota Malang menerima kunjungan kerja dari Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebanyak 34 tamu undangan yang berasal dari Komisi II dan Komisi III DPRD Kabupaten Malaka ini diterima di Ruang Palapa Balai Kota Malang, Rabu (27/5).
Asisten Administrasi Umum, Yudhi K. Ismawardi, SH, M.Hum yang membacakan sambutan Wali Kota Malang menjelaskan bahwa seiring dengan berkembangnya pembangunan di Kota Malang, menyebabkan semakin berkurangnya lahan pertanian, padahal di satu sisi kebutuhan akan hasil pertanian semakin tinggi.
Namun, kata Yudhi, Pemerintah Kota Malang tidak tinggal diam akan hal ini. Adapun beberapa langkah program yang telah dilakukan seperti terus melakukan pembinaan kepada kelompok tani, memberikan bantuan peralatan pertanian, serta mengembangkan produk olahan pertanian dan agrobisnis.
“Sementara itu, upaya Pemerintah Kota Malang dalam memenuhi kebutuhan pangan antara lain dengan mendorong peningkatan produksi padi melalui intensifikasi pertanian, diantaranya melalui program mekanisasi pertanian, bantuan langsung benih unggul, sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu, dan optimalisasi lahan pertanian,” imbuh Yudhi.
Sementara itu, Adrianus Bria Seran, SH selaku Ketua DPRD sekaligus pimpinan rombongan menyampaikan jika maksud dan tujuannya melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Malang adalah untuk mempelajari berbagai sistem dan program serta strategi yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Malang dalam mengolah lahan pertanian.
Dikatakannya, bahwa Kabupaten Malaka memiliki lahan pertanian yang cukup luas sehingga diperlukan ilmu untuk mengolahnya. “Semoga hubungan kerja ini tidak terbatas hanya sampai di kunjungan kerja ini saja, melainkan bisa berlanjut dalam berbagi informasi dan hubungan kerjasama,” jelas Adrianus.
“Hasil dari kunjungan kerja ini nantinya akan diterapkan di daerah kami. Kami berharap agar pengolahan lahan pertanian di Kabupaten Malaka bisa lebih maju dan lebih baik lagi ke depannya. Meski bukan daerah pertanian, kami rasa Kota Malang sudah cukup bagus dalam mengelola lahan pertanian yang ada,” beber Adrianus. (say/hms/yon)
