Rabu malam (5/8) sekitar pukul 21.00 WIB, KH Mustofa Bisri ditetapkan sebagai Rais Aam Syuriah (Dewan Penasihat) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam sidang musyawarah ahlul halli wal aqdi (AHWA) untuk periode 2015-2020. Sebelumnya KH Mustofa Bisri mengajukan surat keberatan untuk dicalonkan, namun anggota dan pimpinan sidang tidak merubah keputusan. KH Mustofa Bisri tetap diangkat sebagai ketua dan sebagai wakil ketua adalah KH Ma’ruf Amin.
Akan tetapi, Kamis (6/8) pukul 01.45 WIB, KH Mustofa Bisri kembali menekankan dan menyampaikan pesan jika dia tetap keberatan. Akhirnya, sidang menetapkan wakil ketua KH Ma’ruf Amin sebagai Rais Aam Syuriah PBNU. Meski merasa agak terpaksa, KH Mahruf Amin dapat menerima keputusan sidang. Menurutnya jabatan itu adalah amanah dan merupakan kepercayaan yang diberikan oleh ulama, pengurus wilayah (PW) ,dan Pengurus Cabang (PC) NU se-Indonesia.
“Kita nanti akan menguatkan dan membesarkan NU serta berbagai organisasi NU secara bersama-sama sehingga NU semakin maju, berkembang dan kuat. Pada intinya kita akan melakukan perbaikan-perbaikan di bidang keagamaan serta kemasyarakat, terutama yang ada kaitannya dengan kaum Nahdliyin (baca: warga Nahdlatul Ulama_red). Untuk mewujudkan semua itu, kita akan tetap berpijak pada ajaran dan tuntunan ahli sunah waljamaah,” urai KH Mahruf Amin, Kamis (6/8).
Terkait ketegangan, perbedaan pendapat serta adanya isu-isu yang kurang enak saat pelaksanaan muktamar, menurutnya semua itu merupakan suatu hal yang biasa. “Alhamdulillah semua yang terjadi dapat terselesaikan dengan baik. Kita bersyukur pada akhirnya kaum NU dapat bersatu, kompak, serta melaksanakan semua agenda muktamar sesuai dengan yang diprogramkan,” imbuh kyai sepuh itu.
Ke depan, lanjut KH Mahruf Amin, pihaknya akan merangkul semua pihak, khususnya yang mungkin ada kalangan yang kurang sepaham dengan NU, sehingga NU menjadi organisasi yang moderat. “ Kita nantinya juga akan mensosialisasikan tentang Islam Nusantara dengan berbagai programnya. Semoga segala sesuatu yang akan dilaksanakan itu membawa keberkahan kepada masyarakat luas. Maka dari itu, kami berharap semua masyarakat dan kaum Nahdliyin dapat mendukung semua program kerja NU,” imbuhnya.
Terpisah, Ketua Panitia Daerah Muktamar ke-33 NU, H. Saifullah Yusuf mengatakan jika semua proses persidangan telah berjalan dengan baik dan diambil dengan putusan yang quorum. “ Apakah di sidang pleno atau di sidang komisi, semuanya quorum. Jadi tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi, dan memang inilah demokrasi, selalu ada yang menang dan selalu ada yang kalah. Semua pihak harus legowo dan menerima hasil muktamar sehingga NU tetap utuh dan kuat” tegasnya. (say/yon)