Artikel

Kemarau Panjang Melanda, TNI-Polri dan Warga Malang Gelar Salat Istisqa

Terjadinya kekeringan dan adanya musibah kebakaran hutan di berbagai daerah, khususnya yang saat ini sedang terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan menyita perhatian publik. Sejak beberapa hari yang lalu, banyak warga masyarakat yang melakukan salat Istisqa untuk meminta turunnya hujan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tak ketinggalan TNI, Polri dan warga masyarakat Malang juga melakukan salat Istisqa di Lapangan Rampal, Rabu (28/10).

Salat Istisqa di Lapangan Rampal berlangsung khusyuk dan khidmat diimami oleh Ketua MUI Kota Malang KH. Baidowi Muslich, Rabu (28/10)
Salat Istisqa di Lapangan Rampal berlangsung khusyuk dan khidmat diimami oleh Ketua MUI Kota Malang KH. Baidowi Muslich, Rabu (28/10)

Sebelum melaksanakan salat Istisqa, ratusan jamaah melakukan salat Duha terlebih dahulu yang dipimpin oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Malang, KH Baidowi Muslich. Dalam acara ini juga dihadiri oleh Danrem 083/Baladhika Jaya Malang, Kol. Inf. Fajar Setyawan, Wakil Wali Kota Malang, Drs. Sutiaji dan para petinggi dari Polres Malang Kota. Tak ketinggalan jemaah perempuan yang juga terdiri dari TNI, Polri dan masyarakat, berbaris rapi dibelakang jamaah laki-laki.

Setelah dilakukan salat Duha, dilanjutkan ceramah agama tentang pahala, tata cara, dan manfaat dari salat Duha oleh KH Baidowi Muslich. Setelah ceramah, baru kemudian jamaah dipimpin untuk melakukan salat Istisqa. Sama halnya dengan yang pertama, setelah salat dilanjutkan dengan ceramah agama tentang berbagai hal terkait salat Istisqa.

Danrem 083/Baladhika Jaya Malang, Kol. Inf. Fajar Setyawan mengatakan jika salat Istisqa ini untuk kemaslahatan umat. “Kita tidak sekedar meminta hujan kepada Tuhan YME, akan tetapi juga untuk menjaga ketahanan pangan. Jika tidak ada hujan dan kemarau berkepanjangan, maka petani akan merugi, karena bisa menyebabkan gagal panen,” urainya, Rabu (28/10).

Fajar mencontohkan, apabila tanaman padi petani kekurangan air, maka padinya tidak akan tumbuh normal dan bahkan bisa gagal panen. “Kami memohon dan berdoa agar dalam waktu dekat bisa segera turun hujan, sehingga saudara-saudara kita yaitu para petani agar bisa bercocok tanam dengan normal dan warga masyarakat yang terdampak asap tidak lagi terserang virus saluran pernafasan,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua MUI Kota Malang, KH. Baidowi Muslich menyampaikan jika salat Istisqo ini boleh-boleh saja dilaksanakan di Kota Malang seperti ini, meskipun di kota (Malang) ini tidak terjadi kekurangan air. “Kita kan berdoa untuk semua umat manusia, lebih khusus lagi kita mendoakan saudara-saudara kita yang terkena dampak kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan. Jadi, berdoa dimanapun tidak masalah,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Wali Kota Malang, Drs. Sutiaji yang mengatakan jika pihaknya akan mengajak semua lapisan masyarakat untuk berdoa agar dalam waktu dekat segera turun hujan. “Turunnya hujan akan sangat bermanfaat bagi petani serta saudara-saudara kita yang ada di Sumatera dan Kalimantan. Maka dari itu, mari kita terus meminta kepada Tuhan agar segera diberi hujan,” ajaknya. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content