Klojen, MC – Salah satu upaya Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi ((Menristekdikti)) Republik Indonesia, Prof. Drs. Mohamad Nasir, M.Si, Akt, Ph.D untuk memutus mata rantai kemiskinan adalah melalui jalur dunia pendidikan. Diantara beberapa program riilnya adalah dengan program Bidikmisi dan beasiswa afirmasi yang diberikan kepada para mahasiswa di Indonesia.
Terkait hal tersebut, Menristekdikti RI menyerahkan bantuan tersebut kepada 980 mahasiswa di Jawa Timur. Gelaran yang dihelat di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya Malang ini dihadiri 600 mahasiswa penerima, Selasa (10/11).
Dari 35 perguruan tinggi yang menerima, sebanyak 500 mahasiswa berasal dari Universitas Brawijaya, 25 mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh November, 25 mahasiswa dari Universitas Airlangga Surabaya, dan beberapa dari universitas lain. Bantuan ini (beasiswa Bidikmisi dan afirmasi_red) diberikan kepada mahasiswa yang mempunyai potensi di atas rata-rata namun dari sisi ekonomi kurang mampu. Dengan program ini diharapkan ada pemerataan pendidikan yang berkeadilan.
Bagi penerima bantuan ini, imbau Menteri Nasir, hendaknya jangan minder atau berkecil hati dan justru harus bangga. Menurutnya, kesuksesan seseorang itu kebanyakan diawali dari berbagai kekurangan atau keprihatinan, dan itu merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan para ahli. “Keterbatasan fasilitas, hendaknya jangan dijadikan kendala dalam menempuh pendidikan, tapi jadikanlah sebagai motivasi kuat untuk meraih cita-cita,” imbaunya, Selasa (10/11).
Secara nasional, lanjutnya, sejauh ini sudah ada 391 ribu mahasiswa di Indonesia yang menerima kedua program bantuan itu dan program bantuan lain. Setiap tahun Menristekdikti memberikan bantuan ini kepada 60 ribu mahasiswa. “Tahun 2016 mendatang kami mencanangkan ada tambahan 15 ribu mahasiswa penerima, sehingga diharapkan ada 75 ribu penerima nantinya. Penyaluran bantuan ini akan ditransfer melalui rekening penerimanya setiap bulan,” sambungnya.
Untuk memastikan bantuan ini tepar sasaran, terang Menteri Nasir, pihaknya akan melakukan pengawasan pemantauan dengan ketat dan membentuk tim khusus untuk melakukan verifikasi terhadap calon penerima bantuan, serta selama mahasiswa yang bersangkutan menerima bantuan. “Jika dalam perjalanan ditemukan hal-hal yang tidak sesuai, seperti halnya menurunnya prestasi akademik mahasiswa, maka program bantuan akan dihentikan. Meski sejauh ini secara nasional tidak ditemukan, namun kami akan tetap melakukan pengawasan,” urainya.
Setelah menyerahkan bantuan secara simbolis di Universitas Brawijaya Malang, Menristekdikti RI juga menyempatkan diri mengunjungi salah satu mahasiswi penerima beasiswa Bidikmisi di daerah Kelurahan Pisangcandi, Kecamatan Sukun, Vidia Mega Ratnasari. Menurut perempuan berjilbab itu, program bantuan tersebut sangatlah membantu. “Saya akan menggunakan bantuan ini sebaik mungkin, dan saya berharap bisa menjadi kebanggaan dari semua pihak, khususnya orang tua saya,” bebernya. (say/yon)