Berita

Unitri Gelar Seminar Nasional Konservasi Mata Air

Lowokwaru, MC – Rektor Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, Prof. Dr. Ir. Wani Hadi Utomo dalam seminar nasional konservasi mata air yang digelar di kampus setempat mengatakan bahwa Indonesia memiliki tanah yang subur, sampai ada istilah jika tongkat ditanam pun bisa tumbuh jadi tanaman. Namun sekarang ini kondisinya kian hari kian memprihatinkan. Ini menjadi tantangan generasi penerus untuk bisa mencarikan solusi terbaik, Selasa (26/1).

Rektor Unitri Malang, Prof. Dr. Ir. Wani Hadi Utomo memberikan materi, Selasa (26/1)
Rektor Unitri Malang, Prof. Dr. Ir. Wani Hadi Utomo memberikan materi, Selasa (26/1)

Dalam seminar nasional yang digelar dalam rangka Program Kerja Wilayah (Prokerwil) 3 2016 Forum Mahasiswa Agroteknologi /Agroekoteknologi Indonesia ini, Wani Hadi menyampaikan data di tahun 1975, lahan yang rusak di Indonesia baru seluas 20 juta hektar, di tahun 1997 seluas 30 juta hektar, dan tahun 2005 sudah mencapai 77 hektar dari 1,9 juta kilometer persegi lahan di Indonesia.

Begitu juga dengan Daerah Aliran Sungai (DAS), di tahun 1986 ada 36 DAS yang kritis, tahun 2005 sudah 286 yang kritis, dan di tahun 2016 tentu semakin banyak yang kritis.

“Setiap tahun pemerintah selalu melaporkan kesuksesan dalam rehabilitasi hutan, setiap tahun ada penghargaan lingkungan. Tetapi kenyataan di lapangan, saat ini masih banyak yang memprihatinkan,” jelas Wani Hadi, Selasa (26/1).

Ketua pelaksana seminar, Muhaimin mengungkapkan kegiatan ini merupakan upaya nyata dalam melakukan konservasi lingkungan. “Kegiatan mengambil tema tebang pohon untuk air mata, tanam pohon untuk mata air,” kata Muhaimin.

Selain seminar, para peserta kegiatan juga akan menjalani praktik langsung menanam pohon di Gunung Panderman. Kegiatan ini disebutkan Muhaimin akan berlangsung selama tiga hari yang diikuti sebanyak 400 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. (cah/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content