Klojen, MC – Dari sekitar 250 juta penduduk Indonesia saat ini hanya sekitar 1,6 persen saja yang berwirausaha. Jumlah tersebut masih tergolong kecil, karena setidaknya minimal dua persen. Di negara lain seperti Malaysia dan Korea, lima persen jumlah penduduknya menjadi wirausahawan.
Hal ini menjadi pekerjaan rumah besar semua pihak untuk melahirkan wirausahawan-wirausahawan muda dan berkarakter. Salah satu upayanya untuk mewujudkan hal itu yaitu melalui dunia pendidikan. Seorang pelajar dan mahasiswa misalnya, jangan menunggu lulus atau menyelesaikan studinya untuk memulai suatu usaha.
Beberapa hal itulah yang disampaikan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Republik Indonesia, Drs. Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga dalam kunjungan kerjanya di Universitas Brawijaya Malang, Senin (21/3). Dalam acara ini Menteri Puspayoga juga menyerahkan sertifikat hak paten serta menyerahkan bantuan lunak kepada para pelaku UKM.
Jika siswa atau mahasiswa sudah memulai suatu usaha ketika menempuh pendidikan, lanjutnya, maka dari usaha yang dirintis itu harus dibawa keluar dan dilanjutkan setelah mereka lulus. “Usaha yang dirintis itu jangan ditinggal. Dengan demikian, nantinya di lembaga pendidikan yang dia tinggalkan dapat merintis dan melahirkan usaha baru,” imbuhnya.
“Lembaga pendidikan seharusnya tidak hanya membekali ilmu dan keterampilan dalam berwirausaha, akan tetapi juga harus membentuk mental peserta didiknya. Konkretnya, generasi muda harus mempunyai pola pikir untuk menjadi wirausahawan sejati dan tidak selalu berharap menjadi pegawai,” tegas pria berkacamata itu. (say/yon)