Berita Kesehatan

Eliminasi TBC Butuh Peran Aktif dan Komitmen Lintas Sektor

Klojen (malangkota.go.id) – Tuberkulosis (TBC/TB) membutuhkan penanganan menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak. Apalagi hingga bulan September 2023, di Kota Malang tercatat terdapat 2.067 kasus TBC.

Pendampingan Pelaksanaan Penemuan Kasus Penyakit Menular melalui Penguatan Jejaring Lintas Program dan Lintas Sektor Dalam Upaya Penanggulangan Tuberkulosis di Masyarakat Kota Malang

Hal tersebut dikemukakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Malang, Meifta Eti Winindar, S.ST, MM dalam Kegiatan Pendampingan Pelaksanaan Penemuan Kasus Penyakit Menular melalui Penguatan Jejaring Lintas Program dan Lintas Sektor Dalam Upaya Penanggulangan Tuberkulosis di Masyarakat Kota Malang yang digelar di Hotel Shalimar, Rabu (18/10/2023).

“Adanya banyak kasus TB di Kota Malang, kita sudah komitmen bersama-bersama dengan seluruh jajaran Pemerintah Kota Malang, mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan dan semua perangkat terkait serta seluruh lintas sektor untuk mengawal penurunan angka stunting,” ungkapnya.

Stunting dan TB memiliki kaitan yang erat, karena kondisi kekurangan gizi atau kondisi malnutrisi menjadi faktor risiko penyakit TB. Meifta menyebutkan untuk langkah pencegahan stunting tidak hanya sebatas pemberian makanan bergizi saja. Tetapi juga ada dua faktor penting yang mempengaruhi stunting, yaitu adanya intake dan masalah yang terkait penyakit infeksi.

“Penyakit infeksi yang paling utama. Ini yang seringkali menyebabkan anak sakit adalah masalah TBC yang diderita anak. Seringkali kita kurang memperhatikan itu,” jelasnya.

Perempuan berhijab itu mengatakan bahwa untuk memutuskan mata rantai TBC tidak dapat dilakukan sepihak, sebab TBC merupakan penyakit infeksi yang dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, lingkungan, perilaku kesehatan, dan kondisi penyakit lainnya. Sehingga partisipasi lintas sektor sangat dibutuhkan dalam mengurangi faktor risiko penularan TBC.

“Kegiatan skrining gratis bagi kelompok berisiko tinggi TBC menjadi salah satu strategi kami. Hal ini bertujuan agar dapat meningkatkan penemuan kasus infeksi TBC secara dini. Denga begitu pasien dapat diobati lebih cepat sebagai upaya memutus mata rantai penularan TBC,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Meifta menyampaikan bahwa Dinkes Kota Malang akan membentuk Tim Percepatan Eliminasi TBC di Kota Malang demi mencapai target pemerintah untuk eliminasi TBC pada tahun 2030. (vin/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content