Berita

Ingin Kreatif, Syaratnya Jangan Dipaksa

Blimbing, MC – Dalam pembukaan Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) 2016 yang digelar di Hotel Harris Kota Malang, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berbagi cerita dengan para tamu undangan, Kamis (31/3).

Ridwan Kamil saat berbagi pengalaman di Hotel Harris Malang, Kamis (31/3)
Ridwan Kamil saat berbagi pengalaman di Hotel Harris Malang, Kamis (31/3)

Disampaikannya, Bandung dinyatakan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai salah satu jaringan kota kreatif dunia (UNESCO Creative Cities Network-UCCN_red). Ini menjadi contoh nyata bagi Kota Malang untuk segera masuk ke dalam UCCN.

Ridwan Kamil mengungkapkan tidak mudah untuk bisa masuk dalam jaringan kota kreatif UNESCO. Ini membutuhkan sebuah proses panjang hingga akhirnya Bandung dinyatakan sebagai kota kreatif versi UNESCO.

“Harus ada komunikasi yang baik dengan segenap komunitas dan elemen masyarakat. Semuanya diwadahi sehingga bisa berjalan beriringan,” kata Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, Kamis (31/3).

Ditambahkannya, Kota Bandung jumlah penduduknya 2,5 juta jiwa dengan keanekaragaman penduduknya. Dari 2,5 juta jiwa itu 60 persennya dalah usia muda di bawah 40 tahun. Jika dikelola dengan baik, ini akan menjadi modal yang kuat untuk bisa menampilkan berbagai karya di berbagai bidang.

Kunci sukses menciptakan kreasi diakui Emil adalah dengan adanya banyak ruang bagi masyarakat untuk mengaktualisasikan diri. Masyarakat tidak bisa dipaksa untuk menjadi kreatif, tetapi juga tidak boleh terlalu dilonggarkan.

Bagi orang kreatif, jika dipaksa pasti akan memunculkan perlawanan. Begitupun jika terlalu dilepas, kreativitasnya juga susah untuk muncul. “Kunci kami di Bandung adalah bagaimana membuat anak muda sibuk dan berkreasi, sehingga tidak sempat melakukan hal-hal yang negatif,” tegas Emil.

Bekraf, lanjut Emil, telah merumuskan 16 subsektor industri kreatif, namun tidak mungkin sebuah kota bisa memenuhi sukses di 16 subsektor yang ditetapkan. “Bandung dulu juga bingung mau difokuskan yang mana. Namun setelah berproses, Bandung akhisnya fokus di bidang desain,” ungkap Emil. (cah/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content