Sukun, MC – Apa yang dilakukan oleh Ratemat Aboe, warga Kelurahan Tanjungrejo RT 7 Rw 11 Kecamatan Sukun, Kota Malang patut diacungi jempol dan mendapatkan apresiasi.
Kakek berusia 77 tahun yang kesehariannya berprofesi sebagai tukang becak itu secara gratis memberikan bimbingan belajar di daerah tempat tinggalnya yang sebagian besar warganya bermata pencaharian sebagai pemulung. Dan tak sedikit dari mereka ini adalah anak usia sekolah.
Berawal ketika sepulang bekerja, Kakek Aboe melihat seorang anak yang pulang sekolah tetapi dengan keadaan sambil menangis. Setelah dihampirinya, ternyata anak itu disuruh pulang oleh gurunya karena tidak mengerjakan tugas sekolah atau pekerjaan rumahnya. Seketika itulah, kakek yang tidak tamat sekolah dasar itu menyuruh anak kecil itu untuk belajar di rumahnya.
“Saya merasa iba melihat anak itu, dan saya luangkan waktu di malam hari setiap jam 18.00 WIB hingga 20.00 WIB. Orang tua mereka berpenghasilan minim. Bisa menyekolahkan anaknya saja sudah lebih dari cukup. Namun waktu belajar mereka terbengkalai, karena disamping orang tua yang tidak ada waktu, anak-anak ini juga membantu orang tua masing-masing mencari nafkan dengan cara mengamen,” ujarnya Senin (25/07).
Kakek Aboe yang pernah bercita-cita menjadi guru ini awalnya memberikan bimbingan gratis kepada para pemulung yang buta huruf di lingkungan sekitarnya sejak 2013 lalu. Seiring berjalannya waktu, hingga saat ini sudah ada 40 siswa TK dan SD yang belajar secara gratis di rumah Kakek Aboe.
Pria sederhana ini tidak mempunyai keinginan yang muluk-muluk. Seperti dituturkannya, asal bisa turut mencerdaskan anak bangsa, dia sudah merasa sangat senang. Setiap hari Minggu, banyak mahasiswa yang berasal dari beberapa perguruan tinggi di Malang secara sukarela membantu Kakek Aboe dalam menularkan ilmu pengetahuannya.
“Jika bangsa kita ingin menjadi bangsa yang terhormat, maka orang-orangnya pun harus demikian. Bagi siswa, dengan rajin belajar dan berprestasi, maka nantinya juga akan menjadi generasi penerus bangsa yang terhormat,” ungkapnya.
Di rumahnya yang sangat sederhana berdinding anyaman bambu ini, Kakek Aboe pantang menyerah dan bertekad bisa melahirkan generasi muda penerus bangsa yang cerdas dan berkarakter.
“Anak-anak pemulung disini semangat belajarnya tinggi dan sejauh ini sudah banyak yang berhasil. Ada yang diterima di perguruan tinggi favorit, menjadi guru dan lain-lain. Dari sinilah saya merasa bangga, karena apa yang sedikit saya ajarkan bermanfaat besar,” ucapnya penuh haru.
Aldo Fajar, salah satu anak didik Kakek Aboe yang masih duduk di bangku SD mengaku merasa senang belajar dengan kakek yang menurutnya lucu dan sabar itu. “Kakek Aboe lucu dan menyenangkan. Selama belajar disini, nilai saya di sekolah meningkat, dan saya akan belajar terus disini,” ujarnya. (say/yon)