Berita

Penganugerahan Inotek Kota Malang Tahun 2017

Klojen (malangkota.go.id) – Salah satu sumber keunggulan kompetitif atau daya saing suatu daerah adalah inovasi di bidang teknologi, dengan menekankan arah pembangunan daerah pada penguatan potensi lokal yang  menjadi pendukung utama pelaksanaan pembangunan.

Wali Kota Malang H. Moch. Anton menyerahkan penghargaan kepada para pemenang

Untuk itu, Pemerintah Kota Malang melalui Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kota Malang menggelar Lomba Inovasi Teknologi tahun 2017.

Setelah melalui beberapa tahap seleksi, Selasa (31/10) di Hotel Savana Malang digelar Penganugerahan Inovasi Teknologi Kota Malang tahun 2017.

Acara tersebut dihadiri oleh Wali Kota Malang H. Moch. Anton,  Wakil Wali Kota Malang Drs. Sutiaji, Ketua TP PKK Kota Malang Hj. Dewi Farida Suryani, serta Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang.

Dalam sambutannya, Wali Kota Malang yang biasa disapa Abah Anton tersebut menyatakan bahwa kemajuan teknologi telah mendorong lahirnya berbagai inovasi, yang sering kita sebut dengan inovasi berbasis teknologi. Pembangunan di bidang teknologi  pada hakekatnya  memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan kualitas hidup  serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Untuk itu, pemerintah daerah berkewajiban dalam menumbuhkembangkan motivasi, memberikan stimulasi dan fasilitas, menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan dan  sinergi unsur kelembagaan, sumber daya, serta jaringan ilmu pengetahuan dan teknologi di wilayah pemerintahannya, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan serta teknologi,” terang Abah Anton.

Penganugerahan Inotek ini diawali dengan Lomba Inovasi Teknologi yang telah terlaksana. Lomba Inovasi Teknologi terbagi dalam empat kategori bidang inovasi, yaitu bidang agribisnis, energi, teknologi informasi dan komunikasi, serta lingkungan hidup.

Jumlah peserta Lomba Inovasi Teknologi Kota Malang Tahun 2017 sebanyak jumlah proposal yang terupload di inotek.malangkota.go.id yaitu berjumlah 166 proposal, tetapi yang layak untuk diverifikasi oleh tim juri sebanyak 136 proposal yang terbagi menjadi 33 Proposal Bidang Agribisnis, 26 Proposal Bidang Energi, 27 Proposal Bidang Lingkungan Hidup, dan 60 Proposal Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Dari 136 proposal tersebut diseleksi untuk menetapkan  nominator terpilih yang masuk pada tahapan FGD. Masing-masing bidang dipilih sebanyak sepuluh proposal nominator dan selanjutnya setelah melalui beberapa tahapan dan indikator penilaian akan ditetapkan juara I, II, dan III untuk Bidang Agribisnis, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Lingkungan Hidup, dan Bidang Energi.

Pada tanggal 10 Juni 2017, para inovator pemenang Lomba Inovasi Teknologi Kota Malang telah ditetapkan kemudian diumumkan secara resmi dan diunggah pada website inotek.malangkota.go.id.

Abah Anton juga menyambut baik kegiatan penganugerahan dan pameran Inovasi Teknologi Kota Malang tahun 2017 untuk yang kedua kalinya.

“Saya berharap kegiatan ini tidak saja dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi  tumbuhkembangnya inovasi teknologi di kota malang; namun juga diharapkan nantinya masyarakat kota malang pada khususnya dan tanah air pada umumnya dapat terlibat, terinspirasi, dan termotivasi untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif yang kemudian dapat berkontribusi secara nyata dalam memberdayakan, mendorong serta menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, sekaligus mampu mengembangkan potensi daerah dan  mendukung program – program pembangunan di daerah, demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat,” urainya lagi.

Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kemenristek Dikti RI, Dr. Ir. Sri Setiawati, MA menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Kota Malang atas terlaksananya Lomba Inotek tahun 2017 ini. “Generasi muda harus melek IT. Karena semakin hari, ilmu teknologi akan terus maju dan berkembang,” ucapnya.

“Saya juga berharap agar UMKM juga dapat berbasis teknologi agar pola pikir dan tatanan yang selama ini dijalankan secara tradisional dapat dijalankan menggunakan teknologi. Sudah saatnya kita menjadi technopreneur bukan lagi enterpreneur,” tuturnya. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content