Klojen (malangkota.go.id) – Untuk merawat kebhinekaan dan menangkal radikalisme dalam bingkai Pancasila, harus diawali dari keluarga. Karena dari sebuah keluarga, akan terlahir dan terbentuk generasi masa depan yang cemerlang serta toleran dalam berbagai aspek. Yang tak kalah penting adalah membangun silaturahmi gotong-royong dan tidak mempercayai sepenuhnya berbagai berita atau informasi yang beredar di media sosial.
Hal itu disampaikan oleh Penasihat Unit Kerja Presiden (UKP) Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) Romo Benny Susetyo, Rabu (3/1) dalam dialog budaya bertajuk Merawat Kebhinekaan dan Menangkal Radikalisme Dalam Bingkai Pancasila di Universitas Brawijaya Malang.
“Hakikat merawat kebhinekaan yaitu bagaimana menjaga NKRI, budaya, persatuan, kesatuan dan keragaman etnis, serta kepercayaan berkeyakinan dalam agama. Terkait agama, bahwa di negeri ini tidak hanya ada enam agama yang selama ini diakui oleh Pemerintah yang harus dihormati, tapi juga ada agama-agama lokal,” ungkap Benny.
Membangun silaturahmi, sikap gotong-royong, menghargai perbedaan dan sikap bersaudara, kata dia, menjadi sangat penting dan harus dijaga dalam kehidupan berbangsa. “Selain itu, kita hendaknya tidak serta-merta mempercayai apa yang ada di media sosial, karena hal tersebut dapat memicu dan meretakkan persatuan serta silaturahmi,” ungkapnya.
Saat ini, lanjut Benny, dibutuhkan masyarakat yang selektif kritis dan dapat memilah berita, karena semua yang ada di media sosial itu tidak sepenuhnya benar. “Tanpa sumber yang tepat dari sebuah berita, dapat menghancurkan keberagaman. Di sisi lain, pendidikan literasi media dibutuhkan terutama bagi generasi muda calon penerus bangsa,” jelasnya.
“Tanpa sadar, saat kita masuk ke dunia maya, kita masuk dalam perangkap negatif yang salah satu dampaknya bisa menebar kebencian dan menyebar berita hoax. Dengan literasi media, maka diharapkan keberagaman dan kebhinekaan bangsa ini dapat terjaga dengan baik,” pungkas Benny. (say/yon)
