Artikel

Budaya Jangan Hanya Dijadikan Tontonan, Tapi Juga Tuntunan

Klojen (malangkota.go.id) – Pendidikan dan kebijakan dari seorang pemimpin, sangat menentukan pelestarian budaya, sehingga suatu budaya tidak punah dan diklaim oleh bangsa atau suku lain. Mengenalkan dan memahami budaya secara detail, khususnya bagi kalangan generasi muda menjadi sangat penting agar budaya warisan leluhur tetap lestari hingga akhir zaman.

Hadi Prajoko memaparkan berbagai hal tentang pelestarian budaya

Yang tak kalah penting, budaya jangan hanya dijadikan tontonan, tapi harus menjadi tuntunan, serta diwarisi oleh generasi penerus bangsa. Setiap pemimpin atau pemangku hendaknya mempunyai rasa cinta dan memiliki terhadap nilai-nilai adat tradisi yang merupakan warisan leluhur serta mengimplementasikannya dalam kehidupan berbangsa.

Hal itulah yang disampaikan Ketua Dewan Pengurus Daerah Himpunan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (HPK) Provinsi Jawa Timur Ir. Hadi Pradjoko, SH, MH dalam dialog Reboan bertajuk Mendorong Pelestarian Budaya Melalui Upacara Adat dan Industri Perfilman yang digelar oleh Komunitas Malang Peduli Demokrasi, Rabu (3/1).

Ditambahkannya, budaya tradisional saat ini harus diakui mulai luntur dengan adanya kemajuan zaman dan teknologi. “Ini merupakan salah satu upaya yang tepat agar seni budaya dapat terjaga dengan baik,” imbuh Hadi.

“Generasi muda harus diperkenalkan kembali tentang sejarah, budaya, makanan tradisional dan dijelaskan secara detail makna yang terkandung di dalamnya atau silsilah dari budaya itu. Yaitu ajaran kebaikan dari leluhur, agar mereka tak sekedar makan dan menjadi pelaku pelestari budaya,” urai Hadi.

Hal ini mendapat dukungan dari Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) Kota Malang, Rossa Siti Romlah. Pihaknya mengaku siap dan akan memotori dunia perfilman Indonesia dengan sentuhan seni budaya tradisional, seperti halnya melalui lomba film pendek bagi pelajar dengan tema pelestarian seni budaya tradisional yang akan segera digelar dalam waktu dekat.

Ditambahkan perempuan berjilbab itu, PARFI adalah sebuah wadah dan akan selalu mengomunikasikan apa yang ada. “Seperti adat istiadat dan budaya, apa yang harus disampaikan melalui pendidikan atau perfilman. Pada intinya kami akan bekerja keras menyosialisasikan apa yang tadi disampaikan untuk dijadikan satu materi untuk kita wujudkan, dan tidak hanya sebagai wacana,” ungkap Rossa.

“Kearifan lokal dan pemimpin yang peduli, menjadi kunci utama dalam pelestarian budaya dan diharapkan dapat mewarnai kebangkitan nusantara. Sehingga budaya bangsa ini terjaga dengan baik dan lestari hingga akhir jaman,” pungkasnya. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content