Berita

Pengurus DPD PITI Malang Raya Periode 2017-2022 Resmi Dilantik

Sukun (malangkota.go.id) – Penasihat Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Malang Raya yang juga adalah Wali Kota Malang H. Moch. Anton mengaku bangga dengan perkembangan dan kemajuan PITI selama ini. Baik dari sisi dakwah, kegiatan sosial kemasyarakatan, maupun sumbangsih terhadap pemerintah, khususnya pemerintah daerah.

Ketua PITI Jawa Timur, Hariyanto Satriyo menyerahkan SK pelantikan kepada Ketua DPD PITI Malang Raya periode 2017-2022, Dr. dr. H. Sugiharta Tandya SpPK

Hal itu disampaikan pria yang kerap disapa Abah Anton tersebut usai pelantikan pengurus DPD PITI Malang Raya periode 2017-2022 di Gedung Yayasan Hakka, Jl. Kalimantan 15 Kota Malang, Minggu (21/1). Menurutnya, kiprah PITI selama ini cukup besar, dan harus diapresiasi.

“Sebenarnya bukan hanya PITI yang kita banggakan, tapi juga masyarakat yang menjadi perhatian PITI. PITI selalu muncul dan berkontribusi di setiap ada acara keagamaan, sosial, dan program pemerintah. Ke depan kami berharap PITI bisa bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai lapisan masyarakat serta lintas agama,” ungkap Abah Anton.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua DPD PITI Malang Raya terpilih, Dr. dr. H. Sugiharta Tandya SpPK. Pria berkacamata ini menyampaikan bahwa PITI sama dengan umat muslim yang lain, yaitu terbuka dan cinta damai. “Kami akan beriringan dengan kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dalam hal kemaslahatan umat,” ujarnya.

Berbagai agenda, kata dia, akan terus digalakkan, terutama yang berhubungan dengan keumatan. Seperti halnya pembangunan apotek atau rumah sehat yang akan dimotori oleh para anggota PITI. “Kita akan berjuang dan berdakwah bersama umat Islam yang lain, dan tidak akan membeda-bedakan dari suku maupun keturunan apapun,” terang Sugiharta.

Terpisah, Ketua PITI Jawa Timur, Hariyanto Satriyo juga mengajak semua umat Islam agar bersatu padu dalam menciptakan ukhuwah yang kuat. “Islam adalah agama yang cinta damai dan toleran. Jadi meski anggota PITI dari warga Tionghoa, hendaknya hal ini tidak menjadi perdebatan,” tandasnya.

“Meski PITI bisa dibilang kalangan minoritas, namun tak ada gunanya jika kita memperdebatkannya. Jika sudah membawa nama Islam, maka semua itu harus dibuang jauh-jauh. Mari kita jadikan perbedaan sebagai keberagaman dan pemersatu bangsa, sehingga kerukunan beragama dan antar pemeluk agama tetap terjaga dengan baik,” pungkas Hariyanto. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content