Sukun (malangkota.go.id) – Berawal dari tanaman peliharaan yang kerap kering karena lupa menyirami, dosen program studi Pertanian Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang membuat sebuah karya brilian. Wahono, alumni Universitas Gajahmada tersebut membuat alat Automatic Hydrosistem untuk memudahkan bertani secara hidroponik.
Dengan alat Automatic Hydrosistem ini, masalah penyiraman tanaman bisa dilakukan dengan sangat baik. Saat kelembaban tanaman sudah mencukupi, alat tersebut akan secara otomatis berhenti. Begitupun saat kelembaban tanaman kurang, maka alat tersebut akan otomatis menyala.
Dengan alat Automatic Hydrosistem ini, diungkapkan Wahono maka petani tidak bingung lagi tanamannya akan mengalami kekeringan. Pasalnya dengan sistem ini, meskipun ditinggal dalam jangka waktu satu bulan pun tanaman tidak akan layu sebab secara otomatis alat ini akan melakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman.
“Alat ini sangat pas untuk dikembangkan dalam pertanian yang menggunakan sistem hidroponik maupun hidroganik,” kata Wahono, Senin (9/4).
Didukung dengan teknologi yang modern, Wahono berharap bisa membantu petani agar bisa memanfaatkan lahan sebaik mungkin, dan tidak alasan lagi untuk tidak bisa bertani walaupun lahan yang dimiliki sangat terbatas.
“Saat ini Automatic Hydrosistem masih kami kembangkan, jadi masih terbatas untuk kalangan sendiri. Ke depan akan kami kembangkan secara lebih besar lagi untuk bisa dinikmati oleh masyarakat luas,” ungkap Wahono.
Wahono juga berharap ke depan bisa memberikan semangat masyarakat untuk bertani dengan membuat teknologi yang memudahkan petani dalam melakukan pekerjaannya.
Di Indonesia, disebutkan Wahono untuk produk Automatic Hydrosistem masih belum ada yang membuat sendiri. Kalaupun ada itu adalah produk dari luar negeri yang harganya berkisar Rp4 juta per unit.
“Kami ingin karya kami nanti bisa dinikmati masyarakat banyak. Untuk itu kami akan terus melakukan riset, agar selain kualitasnya tidak kalah dengan produk luar, harganya juga bisa lebih terjangkau,” pungkas Wahono. (cah/yon)
Wah ini kapan ya bisa di pakai di kalimantan juga?
Apek tenan, malang makin maju hehheeh
keren banget hehehehe bangga banget jadi warga malang