Klojen (malangkota.go.id) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak pelajar SMA-SMK di Kota Malang untuk selalu waspada dan menangkal masuknya paham radikalisme dan terorisme, terutama melalui dunia maya.
Gerakan Sekolah Anti Radikalisme merupakan salah satu upaya BNPT untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa, sehingga mereka nantinya bisa menjadi calon pemimpin masa depan yang bermoral dan memiliki nasionalisme tinggi terhadap bumi pertiwi.
Hingga saat ini, ajaran-ajaran radikalisme masih masif dilakukan oleh oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab yang dapat merusak dan menghancurkan bangsa ini.
Setiap saat dan setiap detik, propaganda-propaganda radikalisme dan mengarah ke tindak radikalisme gencar dilakukan, terutama melalui media sosial.
Hal itu yang disampaikan Kasubdit Kontra Propaganda BNPT, Kolonel Pas Sujatmiko dalam Seminar Nasional bertajuk Gerakan Sekolah Anti Radikalisme yang digelar di aula SMA Negeri 3 Kota Malang, Kamis (19/04).
“Kami mengajak para pelajar SMA-SMK ini untuk memanfaatkan media sosial dengan baik dan benar. Selain itu, para pelajar agar mewaspadai berita hoaks, ujaran kebencian, fitnah dan hasutan, karena hal itu dapat memicu tindak terorisme yang berakibat pada perpecahan,” urai Sujatmiko.
Ditambahkannya, intensitas kaum muda untuk berselancar di dunia maya sangat tinggi, sehingga rawan terpengaruh berbagai hal, termasuk ajaran radikal dan terorisme. “Meski ISIS sudah lemah, tapi aktivitasnya di dunia maya untuk menggaet pengikut baru melalui berbagai propaganda terus dilakukan dengan membuat tema-tema semenarik mungkin,” ungkapnya.
Lebih jauh Sujatmiko menyampaikan jika generasi muda menjadi sasaran empuk bagi para penganut ajaran sesat, sehingga jika tidak diwaspadai sedini mungkin akan berakibat fatal.
“Melalui seminar dan gerakan ini, diharapkan para pelajar bisa mewaspadai dan mengantisipasi gerakan-gerakan masif dari pelaku radikal terorisme, sehingga mereka tidak terjebak kedalam jaringan mereka, dan menjadi generasi harapan bangsa di masa mendatang,” pungkas Sujatmiko. (say/yon)