Klojen (malangkota.go.id) – Kegiatan pengolahan minyak pasti berdampak positif bagi perekonomian negara, namun dapat berdampak buruk bagi lingkungan dalam bentuk tumpahan minyak.
Berdasarkan PP No 18 Tahun 1999 Juncto PP No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), tumpahan minyak termasuk dalam katagori limbah B3, karena sifat dan konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Terlebih jika tumpahan terjadi di laut akan menyebabkan rusaknya ekosistem laut.
Metode paling umum untuk menghilangkan tumpahan minyak di laut tersebut adalah insitu burning yaitu membakar minyak langsung di laut. Tetapi metode itu tidak menyelesaikan masalah lingkungannya, malah menambah polusi udara.
Dari permasalahan tersebut, tiga mahasiswa dari Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya membuat sebuah inovasi untuk dijadikan absorben (penyerap) minyak berbahan Smart Material Silika Aerogel.
Kelompok yang terdiri dari Bramantya (Teknik Kimia ’16), Losendra Primamas Yonando (Teknik Kimia ’16), dan Muhammad Rifaldi (Teknik Kimia ’17) ini membuat silika aerogel berbahan dasar pasir laut di bawah bimbingan Rama Oktavian, S.T., M.Sc.
Pasir laut dipilih karena kandungan silika pada pasir laut di Indonesia cukup tinggi, bisa mencapai lebih dari 60% dari seluruh kandungan pasir.
“Pemilihan pasir laut sebagai bahan dasar pembuatan absorben silika aerogel ini karena kandungan silikanya tinggi dan banyak terdapat di pantai-pantai Indonesia. Harganya pun murah dan terjangkau, sehingga memudahkan dalam penelitian kami,” ujar ketua tim yaitu Bramantya, Jumat (06/07).
Silika aerogel dipilih sebagai absorben karena mempunyai sifat hidrofobik yaitu cenderung menolak air dan oliofilik yang cenderung menyerap minyak, karena inilah aerogel dapat meyerap minyak di air laut alih-alih airnya yang terserap.
Penelitian yang didanai Kemenristekdikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini menggunakan TEOS (Tetraetilortosilikat) sebagai pemodifikasi permukaan aerogel. TEOS akan mengubah permukaan aerogel menjadi non-polar sehingga akan menolak senyawa-senyawa polar seperti air dan menyerap senyawa-senyawa non-polar seperti minyak.
Hasil dari penelitian ini didapat silika aerogel dengan sifat hidrofilik dengan sudut kontak air rata-rata diatas 140°dan dapat menyerap minyak diatas 10 g/g silika aerogel.
“Untuk ke depannya kami berharap penelitian ini dikembangkan dan bisa diterapkan di lapangan langsung tidak hanya di laboratorium saja sehingga bisa mengatasi permasalahan tumpahan minyak secara efisien dan tidak menyebabkan permasalahan yang lain,” harap Losendra, salah satu anggota tim.(ub/say/yon)