Jakarta (malangkota.go.id) – Rencana Closing Ceremony Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno Jakarta akan dikemas secara spektakuler dan tetap meriah seperti halnya pada saat pembukaan.
Panitia penutupan Asian Games 2018 sudah mulai bekerja keras agar acara yang akan digelar pada 2 September 2018 nanti lebih semarak dan sukses.
Beberapa hal itulah yang disampaikan Direktur Pembukaan dan Penutupan Asian Games 2018, Herty Purba kepada awak media saat konferensi pers di Jakarta Convention Center, di kawasan Gelora Bung Karno, Kamis (23/08).
Diantara sekian banyak rangkaian acara, pihak panitia memberi bocoran beberapa acara atau konsep yang akan disuguhkan nantinya.
Seperti halnya yang disampaikan koordinator koreografi, Denny Malik mengenai sejarah berdirinya bangsa ini yang di mulai abad ke-7 dengan adanya kerajaan Sriwijaya hingga Majapahit, serta terbentuknya Nusantara yang diberi nama Indonesia ini. “Berbagai tradisi bangsa, seperti tarian daerah yang melibatkan ribuan orang akan turut memeriahkan acara penutupan,” ujarnya.
Dengan tidak menghilangkan originalitas, lanjut Denny, tari-tari daerah itu akan dikolaborasi dengan seni atau musik tradisional, sehingga tampil beda serta lebih berkesan. “Karena ini event internasional, maka akan dieksplor sedemikian rupa yang juga dipadu dengan sorotan lampu-lampu yang pada akhirnya acara ini nanti bukan sekedar ritual biasa,” sambung pria yang juga artis kawakan itu.
Ditambahkan Denny, akan ada enam segmen yang diantaranya akan mengeksplor seperti apa kesuburan dan keindahan tanah Indonesia, dan bagaimana kerukunan serta keramahan warga masyarakat Indonesia. “Tari Saman, 90 persen akan disajikan oleh pelajar yang notabene bukan penari professional. Dan dipilihnya Tari Saman ini karena mengandung makna kekuatan dan persatuan di masyarakat Indonesia,” urainya.
“Tak ketinggalan, gelaran penutupan juga akan melibatkan para atlet peserta Asian Games 2018. Dengan demikian diharapkan akan lebih mempererat jalinan persaudaraan diantara mereka, setelah para atlet ini berlaga di arena pertandingan, dimana mereka menjadi rival, tapi kini menjadi sahabat,” tutup Herty. (say/yon)