Jakarta (malangkota.go.id) – Perjalanan dan kerja keras dua atlet beladiri Sambo putra Indonesia yang turun di kelas 52 kilogram harus terhenti di perebutan peringkat ketiga. Baru dikenalnya seni beladiri ini di Indonesia menyebabkan peminatnya juga masih minim. Disisi lain, jam terbang para atlet dan uji coba dengan negara lain ke depan harus ditingkatkan sehingga prestasi para atlet Sambo Indonesia akan lebih baik.
Langkah dan perjuangan dua atlet Sambo putra Indonesia, Imam Maulana Muttaqin dan Mohammad Wahyudi yang turun di kelas 52 kilogram terhenti saat perebutan medali perunggu. Namun perjuangan keduanya pada pertandingan yang digelar pada Jumat (31/08) harus diapresiasi, karena mereka sudah menunjukkan dan mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Pelatih Sambo Indonesia, Andi Nugroho mengungkapkan, Mohammad Wahyudi tumbang di babak perempat final dari atlet Sambo Uzbekistan, Akhmad Rakhmatilloev dengan skor akhir 1-3. Sedangkan Imam Maulana Muttaqin, saat perebutan medali perunggu juga terhenti oleh atlet Sambo dari Uzbekistan yakni Islom Akhmedjanov dengan skor akhir 0-4.
Ditambahkan Andi, bahwa kualitas para anak didiknya masih di bawah para lawan-lawannya, dimana mereka merupakan para atlet kelas dunia. “Meski demikian, performa atlet Sambo Indonesia sudah cukup baik dan terbukti serangan-serangan yang dilakukan sangat agresif serta banyak berbuah angka demi angka,” ungkapnya.
Disamping tidak ada target medali, terang Andi, persiapan yang hanya sekitar delapan bulan sebelum perhelatan Asian Games kali ini juga dirasa masih kurang maksimal. Beberapa kekurangan itu akan menjadi catatan khusus bagi tim pelatih maupun jajaran pengurus induk organisasi ini, sehingga ke depan akan lebih baik lagi,” urainya. (say/yon)