Klojen, (malangkota.go.id) – Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji berharap kehadiran para petinju berkualitas di ajang Malang Super Fight (MSF) XXVI 2019 dapat kembali menggairahkan atmosfer dunia pertinjuan di Kota Malang.
Disampaikan Sutiaji, Malang Super Fight yang digelar di halaman depan Balai Kota Malang pada Jumat (28/3/2019) berjalan lancar dan sukses.
“Pada era 70-an sampai 80-an di Kota Malang banyak sekali muncul petinju berprestasi. Saya ingin dengan adanya kegiatan ini bisa kembali menumbuhkan semangat pertinjuan di kota ini,” jelas Sutiaji kepada awak media saat Press Conference di Balai Kota Malang, Kamis (28/3/2019).
Kota Malang pernah memiliki petinju juara dunia seperti, Thomas Americo, Wongso Suseno dan Nurul Huda. Karena itu, perlu adanya pembinaan yang baik dan berkesinambungan untuk melahirkan petinju asal Kota Malang yang sukses di dunia internasional.
“Pada era 70-an hingga 80-an itu di Kota Malang banyak sasana sanana tinju yang memunculkan para petinju berprestasi,” sambungnya.
Kejuaraan MSF ke-26 ini sendiri adalah rangkaian acara peringatan HUT ke-105 Kota Malang. MSF ini diharapkan mampu menjadi ajang yang dapat memotivasi warga Kota Malang yang memiliki minat untuk menjadi petinju hebat dan sekaligus untuk memunculkan efek domino meningkatnya kunjungan wisata ke Kota Malang.
“Hadirnya kejuaraan bertaraf internasional dalam ajang ini, tentu akan banyak orang baru yang masuk ke Kota Malang,” terang Sutiaji.
Sementara itu, Ketua Panitia MSF ke-26 Ir. Ade Herawanto, MT mengatakan bahwa gelaran tinju dunia ini diharapkan mampu meningkatkan Kota Malang sebagai barometer tinju, baik kelas amatir maupun profesional.
“Saya juga meminta maaf kepada masyarakat Kota Malang karena kegiatan ini memungkinkan terjadinya ketidaknyamanan. Terutama perihal lalu lintas akibat ring tinju yang digelar di jalan bundaran Tugu Kota Malang,” ujar Sam Ade d’Kross, demikian sapaan Ade Herawanto.
MSF tahun ini akan diikuti petinju-petinju terbaik Indonesia seperti Tibo Monabesa yang akan menghadapi Witawas Basapean asal Thailand dalam perebutan sabuk juara WBC Internasional kelas terbang ringan 48,8 kg. Sementara Defri Palulu melawan petinju Filipina Ivor Lastrella dalam perebutan sabuk juara WBC Asia Pasific kelas bulu 57,1 kg. (cah/ram/yon)