Blimbing (malangkota.go.id) – Glintung RW 23 adalah sebuah kampung padat penduduk yang berada di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Kampung Glintung merupakan sebuah kampung urban perkotaan dengan jumlah penduduk sekitar 350 jiwa.
Seperti halnya kampung-kampung urban lainnya, kampung ini juga memiliki beraneka permasalahan dan juga sekaligus beragam potensi. Berdasarkan permasalahan dan potensi di Kampung Glintung RW 23 maka dalam beberapa bulan terakhir warga kampung merancang sebuah program Glintung Kultur.
Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat dengan menggunakan metode pengembangan masyarakat yang partisipatif dan terintegerasi dengan pengembangan aset maupun potensi. Melalui program ini diharapakan agar masyarakat berdaya dalam berbagai aspek kehidupan untuk mencapai kemandirian dan berkontribusi dalam usaha pembangunan nasional.
Demikian yang disampaikan Januar Agus Setiawan selaku ketua paguyuban 23 di kampung Glintung, Sabtu (20/04/2019). Salah satu program dari Glintung Kultur, kata dia, adalah pengembangan seni budaya.
Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya anak muda yang memiliki potensi dan kemampuan seni budaya, baik dari seni tari, musik, hingga teater. “Maka, masyarakat berusaha membangun wadah tersendiri untuk bakat-bakat anak muda dikampung ini,” imbuhnya.
Salah satu aktivitas seni budaya yang sudah mulai dikembangkan dan dilestarikan di kampung ini adalah kesenian tari Topeng. Di kampung ini, disampaikannya bahwa anak-anak segala usia diajarkan untuk mencintai dan mempelajari Tari Topeng yang menjadi ciri khas budaya Malang.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, disampaikannya bahwa pembelajaran kesenian Tari Topeng telah rutin diselenggarakan setiap hari Minggu. Tidak hanya kegiatan menari saja yang sudah dilakukan dan diajarkan, kini anak-anak sudah mulai diajarkan bagaimana cara membuat Topeng Malangan.
Lebih jauh Januar mengatakan, selain kesenian Tari Topeng, kini warga juga sudah mulai belajar dan mengembangkan kesenian karawitan dan membatik. Untuk kesenian karawitan banyak dilakukan oleh kaum ibu yang dilaksanakan seminggu dua kali.
Sementara untuk membatik dilakukan oleh kaum ibu dan remaja putri, dengan aplikasi membatik untuk produk-produk jilbab, pasmina dan scraf. Diharapkan produk-produk batik dari kampung ini nantinya mampu memberi nilai ekonomi bagi warga.
Salah satu aktivitas budaya yang juga sudah mulai ditumbuhkan kembali di kampung Glintung Kultur yaitu permainan tradisional. Di era globalisasi ini, terang Januar, banyak anak muda yang kecanduan bahkan tidak bisa lepas dari gandget (HP), sehingga tidak muncul kepedulian mereka terhadap lingkungan sekitar.
Pengembangan aktivitas permainan tradisional menjadi sebuah media untuk mengembalikan rasa peduli dan ‘sadar’ terhadap lingkungan sekitar dan mengembalikan pola interaksi sosial yang sehat di masyarakat
Salah satu kegiatan permainan tradisional yang mulai dipopulerkan kembali ke generasi muda adalah permainan egrang. Setiap hari Minggu sore, anak-anak dan masyarakat kampung diperkenalkan dan diajak untuk melakukan permainan egrang. Timbul antusiasme yang besar dari anak-anak dan juga masyarakat kampung, yang ternyata bisa memberi sumbangsih mengurangi kecanduan mereka terhadap gadget.
Sebagai sebuah proses untuk menyatukan energi, semangat, dan paritisipasi dari warga kampung, maka dirancanglah sebuah kegiatan budaya ‘Launching Glintung Kultur’ yang akan dilaksanakan dalam serangkaian kegiatan pada tanggal 20, 26, dan 27 April 2019.
Kegiatan launching ini menampilkan kesenian Rampak, Kirab Budaya, Sarasehan dan Diskusi Glintung Kultur, serta panggung seni budaya yang akan diramaikan oleh seniman-seniman dari beberapa negara, seniman dari beberapa kota dan kabupaten, seniman dari kota Malang, dan tentu seniman-seniman dari Kampung Glintung sendiri yang akan menampilkan aneka kesenian yang telah dipelajari dan dikembangkan oleh anak-anak muda kampung dalam beberapa bulan terakhir.
“Kegiatan ini dilaksanakan secara swadaya oleh masyarakat, dirancang bersama, dipersiapkan bersama, dan dikerjakan bersama, dengan semangat bergotong-royong. Kebersamaan dan gotong-royong merupakan sebuah nilai-nilai yang menjadi ciri khas masyarakat nusantara,” urai Januar.
Kegiatan launching ini terbuka untuk masyarakat umum. Jika dulu kampung ini sudah dikenal dengan program Glintung Go Green-nya, kini konsep Glintung Kultur menjadi sebuah tema besar fokus utama masyarakat kampung ini, dengan semangat partisipasi aktif untuk bisa menghadapi tantangan situasi dan kondisi sosial budaya yang sudah banyak menggerus nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat.
Geliat masyarakat kampung Glintung melalui kegiatan Launching Glintung Kultur diharapkan dapat menjadi value dan inspirasi bagi kota Malang dan bagi Nusantara. (say/yon)