Artikel

Himpsi Malang Bagi Tips Mendongeng Cerita Panji di Festival Dolanan Panji Milenial KBP

Blimbing (malangkota.go.id) – Suasana di Kampung Budaya Polowijen (KBP), Minggu (28/7/2019) lebih ramai dari hari hari biasanya. Tampak ibu-ibu PKK RW2 Polowijen, siswa SDN Polowijen 3, serta warga sekitar sudah tak sabar ingin menyaksikan Festival Dolanan Panji Milenial.

Workshop Mendongeng Panji oleh Nirma Yullidya, M.Psi

Selain ada penampilan tari topeng KBP yang diawali dengan tari Beskalan Putri, ada juga sesi membuat topeng dari spons dengan menggambar pola topeng Panji dan mewarnai yang dipandu oleh dosen dan tokoh topeng dari Prodi Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang Dr. Roby Hidajat, M.Sn.

Selain itu ada juga ada workshop mendongeng Panji oleh Nirma Yullidya, M.Psi, Psikolog dari Himpsi (Himpunan Psikologi Indonesia) Malang sekaligus dosen Psikologi Universitas Gajayana Malang.

Nirma mengungkapkan bahwa mendongeng merupakan kegiatan positif yang dapat membantu anak menjalani tugas perkembangannya. Melalui mendongeng, menurutnya anak dapat mencapai impian.

“Pertama, imajinasi anak dapat berkembang dengan cerita-cerita dongeng yang penuh khayalan, kekuatan super sang Panji, kesaktian Keong Mas, selendang ajaib bidadari, raksasa di kisah Timun Mas, dan banyak hal ajaib lainnya yang tidak ada di dunia nyata. Bukan dari game di dunia maya yang sangat akrab dengan dunia anak,” bebernya.

Kedua, lanjut Nirma, anak dapat belajar mengendalikan diri karena ia akan belajar untuk mendengar aktif, menahan diri untuk berkomentar, serta tidak melakukan kegiatan lain.

“Ketiga, pesan moral yang terkandung di dalam dongeng cerita rakyat panji sangat kental dengan kesederhanaan, ketegaran, kebaikan hati, fokus dalam menyelesaikan tugas hingga tuntas, dan lainnya juga dapat membantu anak belajar memahami konsep benar dan salah,” jelasnya lagi.

Yang keempat, disampaikan Nirma adalah anak ingin tahu lebih banyak, dimana akan tumbuh rasa penasaran pada anak untuk mengetahui kisah-kisah lainnya serta dapat menimbulkan minat baca, yang saat ini cenderung rendah.

“Kelima, aktivasi daya kreativitas anak akan muncul ide-ide kreatif berdasarkan dongeng yang ia dengar. Ide-ide baru yang dapat ditunjukkan anak pada poin keenam, yaitu nampak potensi-potensi yang muncul misalnya, menggambar tokohnya, menceritakan kembali dengan gayanya sendiri, atau menuliskan kisah dongeng yang tadi ia dengar. Daya ingat anak pun semakin terasah,” imbuh Nirma.

Mendongeng sudah sangat jarang dilakukan orang tua karena kesibukan atau bahkan karena anak yang tidak mau. Mendongeng, menurut Nirma perlu pembiasaan yang tidak akan terlambat bila dimulai dari sekarang agar anak-anak menjadi lebih tahu cerita rakyat nusantara dibandingkan dengan kisah dan tokoh imajinatif dari luar.

“Di era milenial, mendongeng tidak hanya dapat dilakukan oleh orang tua terhadap anak, namun anak-anak generasi Z dan Alpha ini juga bisa mulai mendongeng dengan belajar dari guru di sekolah atau bahkan dari tutorial belajar mendongeng di media sosial,” kata Nirma.

Sementara itu penggagas KBP, Isa Wahyudi atau yang kerap disapa Ki Demang mengungkapkan kali ini sangat meriah. “Ini sebagai salah satu cara mengedukasi generasi milenial untuk mengenal tentang cerita Panji,” ucapnya. (kbp/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content