Lowokwaru (malangkota.go.id) – Disela-sela Malam Penganugerahan Otonomi Award 2019 yang dihelat di Graha Cakrawala Malang, Senin malam (26/08/2019), Wali Kota Malang beserta jajaran bersama Forkopimda Kota Malang menggelar deklarasi damai. Hal ini untuk menyikapi adanya polemik mahasiswa Papua beberapa waktu lalu dan berbagai kabar kontroversi lain yang selama terjadi.
Tak hanya diikuti jajaran Forkopimda dan para mahasiswa dari berbagai daerah, deklarasi damai ini juga melibatkan rektor, ketua RT dan RW se-Kota Malang. Semua yang ikut dalam deklarasi bersepakat untuk menjaga persatuan serta UUD 1945 sebagai falsafah hidup dan berkehidupan. Selain itu juga dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan NKRI dan berpegang teguh terhadap Pancasila.
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menyampaikan pentingnya beberapa hal tersebut, karena adanya Indonesia juga karena banyaknya suku, bahasa dan agama yang termaktub dalam kebhinekaan. “Maka dari itu, toleransi dan kehidupan antarumat beragama harus terus terjaga agar bangsa ini lebih berdaulat,” imbuhnya.
Seperti di Kota Malang, mahasiswa dari berbagai pelosok daerah menempuh pendidikan di Kota Pendidikan ini, dari Papua mencapai 1.100 mahasiswa. Terkait hal tersebut, menurut Sutiaji, ketua RT dan RW yang menjadi garda terdepan dalam menjaga kerukunan harus lebih berperan aktif.
Ketua RT dan RW harus tahu jumlah warganya dan semua aktivitas kesehariannya, sehingga akan terlahir suasana yang kondusif. “Indonesia dengan multi ragam budaya, etnis, suku, masing-masing mempunyai kebudayaan. Kesemuanya itu dirajut dalam kebhinekaan dan tidak mungkin namanya Indonesia tanpa beberapa pulau,” urai Sutiaji.
Lebih jauh dia menyampaikan, bahwa Malang yang menjadi miniatur Indonesia dan Indonesia yang menjadi miniatur dunia, insya Allah ketika kita mampu mempertahankan dan menjaga kolaborasi itu semua. “Maka Malang akan menjadi support pertama dan utama bagi kelangsungan di atas kelangsungan kebersamaan di atas kemajemukan bangsa,” lanjutnya.