Malang, (malangkota.go.id) – Sekolah tatap muka terbatas mulai dilaksanakan di Kota Malang dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Di hari pertama sekolah tatap muka, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Suwarjana, SE., MM, Kepala Dinas Kesehatan dr. Husnul Muarif bersama jajaran terkait meninjau beberapa sekolah di Kota Malang termasuk SMP Negeri 6, Senin (19/04/2021).
Sutiaji menyampaikan alasan kebijakan memperbolehkan sekolah tatap muka di Kota Malang karena pengendalian Covid-19 sudah mulai terpantau dengan baik. Selain itu semua guru di Kota Malang sudah divaksin. Harapannya antibodi sudah terbentuk sehingga dapat melayani anak-anak sekolah dengan tatap muka.
“Sebelumnya telah dilakukan survei dan jejak pendapat melalui sampling dengan orang tua dengan hasil 86 persen menghendaki tatap muka, sedangkan 14 persen terbagi menjadi dua, yaitu sebagian masih ragu dan ada sebagian yang tidak. Artinya bahwa rata-rata orang tua menghendaki tatap muka,” terang Sutiaji.
Sutiaji menambahkan bahwa sekolah tatap muka akan berlangsung manakala semua sadar bahwa protokol kesehatan menjadi hal yang paling utama. Kuncinya itu ada di protokol kesehatannya. Untuk guru yang ada gejala demam sedikit jangan masuk, serta tetap untuk pemakaian masker yang benar. “Ciptakan situasi yang nyaman di sekolah, supaya happy dan imun kita dapat meningkat,” pesan Sutiaji.
Kepala SMP Negeri 6 Malang, Risna Widyawati, S. Pd menyampaikan, standar operasional prosedur (SOP) pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolahnya telah dibuat dan harus diterapkan baik oleh guru dan karyawan, siswa serta wali murid.
“Dalam kegiatan belajar mengajar tatap muka yang masuk saat ini adalah kelas VII dan VIII dengan jumlah setengah-setengah. Kami model sistem ganjil genap. Jadi hari ini yang masuk ganjil, kemudian besok genap,” jelas Risna.
Untuk kelas IX, kata dia, sudah selesai pembelajarannya. Karena telah melaksanakan ujian sekolah, sehingga saat ini mereka hanya tinggal menyelesaikan tugas-tugas apabila ada yang belum selesai. Untuk durasi pembelajaran dilaksanakan selama 30 menit setiap jam pembelajaran.
“Jadi kita memakai kurikulum darurat, untuk istirahat satu kali selama 15 menit dan tetap di dalam kelas dengan dijaga oleh guru. Jadi nanti dalam seminggu siswa masuk ada yang dua hari, ada yang tiga hari. Selanjutnya minggu depan disesuaikan yang sudah masuk tiga hari jadi dua hari dan sebaliknya sehingga proporsional,” tambah Risna.
Menurut Risna, di hari pertama ini masih dalam tahap melihat, apabila masih ada kekurangan maka akan dilakukan evaluasi dan perbaikan segera. Harapannya ke depan bisa jadi lebih baik dan sekolah tatap muka dapat berjalan sesuai dengan harapan semua pihak termasuk orang tua murid.
“Untuk hari ini jumlah siswa yang masuk 170 orang, setengah dari jumlah siswa kami. Sedangkan untuk 62 guru dan karyawan di SMP 6 semuanya sudah divaksin,” tutup Risna. (eka/ram)