Malang, (malangkota.go.id) – Kegiatan pelaksanaan pelatihan berdasarkan unit kompetensi yang dibiayai dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2021 merupakan salah satu kegiatan Dinas Ketenagakerjaan, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker PMPTSP) dalam rangka meningkatkan kompetensi, keterampilan dan daya saing masyarakat.

Para pekerja pabrik rokok sangat antusias mengikuti pelatihan membuat aneka kue yang digelar di aula SMK Kartika IV Kota Malang

Pada kesempatan ini, melalui pelatihan olahan makanan diikuti oleh 42 orang yang dilaksanakan di SMK Kartika IV mulai 4-11 November 2021. Peserta pelatihan ini berasal dari pekerja pabrik rokok yang ada di Kota Malang dan dalam pelaksanaan terbagi menjadi dua kelas. Pada 4-7 November 2021 untuk kelas A dan kelas B pada 8-11 November 2021.

Demikian yang disampaikan Plt. Kepala Disnaker PMPTSP Erik Setyo Santoso, ST., MT, Kamis (4/11/2021). Menurutnya, saat ini sektor kuliner termasuk ke dalam sektor industri kreatif dan sudah memiliki pangsa pasar tersendiri baik di Indonesia maupun di level internasional.

“Sektor kuliner di Indonesia sudah memiliki pasar yang luas dan juga sudah bisa bersaing dengan pasar ritel modern. Sektor kuliner menjadi industri kreatif yang cukup menjanjikan saat ini karena memiliki nilai ekonomis namun tetap memiliki keuntungan,” imbuhnya.

Saat ini, terang Erik, bagi yang ingin berbisnis kuliner, dituntut untuk selalu mencari inovasi makanan unik, kreatif dan menguntungkan. Karena sekarang banyak orang yang tidak hanya mementingkan rasa dalam makanan. Namun mereka suka makanan yang berbeda. “Maka dari itu kita dituntut bukan hanya memiliki ide bisnis makanan. Namun juga memiliki ide usaha makanan kreatif, ide bisnis makanan unik, sehingga bisa menjadi inspirasi bisnis makanan dan tentunya menjadi bisnis makanan yang menguntungkan,” sambungnya.

Oleh karena itu, disampaikan pria yang juga eks Plt. Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Malang itu, setelah mengikuti pelatihan ini, pekerja pabrik rokok yang pada saat pandemi Covid-19 banyak mengalami pengurangan jam kerja. Tentunya berpengaruh pada pengurangan pendapatan, diharapkan akan mampu meningkatkan kompetensi dan keterampilannya, serta mampu bersaing apabila akan merintis menjadi wirausaha kuliner untuk meningkatkan pendapatan.

Sementara itu, Siti Nurhasah salah satu peserta pelatihan ini mengatakan jika pembekalan keterampilan seperti ini sangat dibutuhkan bagi dia maupun teman-temannya sesama pekerja pabrik rokok. Menurutnya, selama pandemi Covid-19 insustri rokok turut terdampak signifikan, seperti pengurangan jumlah produksi yang juga berimbas bagi para pekerja. Misalnya saja pengurangan jam kerja dan bahkan tak sedikit pekerja yang tidak diperpanjang kontrak kerjanya.

Dengan adanya pelatihan ini, ujar perempuan yang tinggal di wilayah Kelurahan Lesanpuro itu, akan menjadi bekal penting ketika pekerjaan di pabrik rokok sepi. Dia mengaku akan berusaha membuat usaha kecil-kecilan berbasis aneka kue yang nantinya diharapkan bisa menambah pendapatan keluarga.

“Saya senang dan bersyukur bisa mengikuti pelatihan ini. Semoga nantinya bisa berlanjut dengan pembukaan usaha meski dalam skala kecil,” pungkas Siti. (say/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content