Malang, (malangkota.go.id) – Varian baru Covid-19, yaitu Omicron terdeteksi di Jawa Timur, salah satunya di Kota Surabaya. Akibatnya, tak hanya pengetatan protokol kesehatan. Namun pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen pun akhirnya dibatalkan atau dihentikan. Pasalnya, ada warga setempat yang terindikasi terjangkiti virus varian baru tersebut.
Dari kondisi ini, disampaikan Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji pada Jumat (7/1/2021), pihaknya masih akan mengkaji ulang pelaksanaan PTM 100 persen. Untuk diketahui, sejumlah sekolah di kota ini direncanakan akan mengawali pembelajaran tersebut pada Senin 10 Januari 2022 mendatang.
“Dalam satu dua hari ini kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, para kepala sekolah, camat dan lurah, serta ketua RT/RW guna memutuskan apakah pembelajaran tersebut dilaksanakan atau tidak. Dalam hal ini tentu banyak hal yang kami pertimbangkan,” jelas orang nomor satu di Pemkot Malang itu.
Terlepas dari itu semua, untuk mengantisipasi masuknya Omicron, disampaikan Wali kota Sutiaji, meski saat ini varian baru virus tersebut belum terdeteksi di Kota Malang. Namun pendisiplinan penerapan protokol kesehatan terus diketatkan. “Vaksinasi bagi anak usia 6 hingga 11 tahun yang hingga saat ini mencapai sekitar 50 ribu dari 70 ribu siswa akan dipercepat pelaksanaannya,” imbuhnya.
Lebih jauh pria berkacamata itu menyampaikan, setiap ada kasus baru atau ada warta yang terdeteksi virus Covid-19, maka kami lakukan testing secara inten, guna memastikan apakah yang bersangkutan terjangkiti virus Omicron atau tidak. “Jika ada warga yang sampai terjangkiti, maka tracing dan treatment juga akan kami intensifkan,” tegas Sutiaji.
Dari hasil koordinasi dengan sejumlah pihak nanti, jika PTM 100 persen dibatalkan, maka pembelajaran 50 persen tatap muka akan dilanjutkan seperti yang diberlakukan selama ini. Bagi para orang tua atau wali murid diimbau agar jangan terlalu khawatir dan panik dengan munculnya varian baru Covid-19 ini.
“Justru peran orang tua sangat besar, yaitu untuk turut mendukung dan mengawasi putra putrinya, terutama dalam pendisiplinan penerapan protokol kesehatan. Saat ini kita harus ekstra hati-hati karena virus varian baru ini sangat membahayakan. Dibutuhkan kebersamaan untuk mencegahnya, agar kita semua terhindar dari virus tersebut,” pungkas Sutiaji. (say/ram)