Malang, (malangkota.go.id) – Swab antigen banyak digunakan untuk tes dan tracing Covid-19. Metode swab antigen atau juga dikenal dengan rapid antigen bekerja dengan cara mendeteksi protein tertentu dari virus yang memunculkan respons kekebalan tubuh.
Sesuai dengan sebutannya ‘rapid’, hasil dari swab antigen dapat diketahui dalam waktu singkat, terlebih jika dibandingkan dengan metode swab polymerase chain reaction (PCR). Walaupun hasilnya dapat diketahui cepat, pemeriksaan ini lebih akurat daripada rapid tes antibodi.
Kembali meningkatnya kasus positif Covid-19 akhir-akhir ini, harus menjadi alarm bagi masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Segera melakukan tes apabila mengalami gejala maupun setelah berkontak erat dengan pasien yang terkonfirmasi positif. Sayangnya, masih banyak orang enggan melakukan tes swab antigen ini karena merasa sakit dan atau tidak nyaman.
Metode tes Covid-19 dengan swab antigen dengan cara memasukkan alat yang cukup panjang ke bagian lubang hidung kerap menjadi momok bagi masyarakat, terlebih bagi anak-anak dan orang tua.
Saat ini, ada dua jenis tes swab antigen yang sudah digunakan berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes RI) maupun Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu swab antigen nasofaring dan nasal.
“Dulu sampai sekarang, sampel untuk pemeriksaan rapid tes antigen diambil di bagian nasofaring. Tapi sekarang ada juga alat yang sampelnya dapat diambil di bagian nasal. Kalau pakai alat yang nasofaring itu masuknya dalam sampai mentok di hidung, sedangkan kalau nasal tetap masuk lubang hidung tapi tak sedalam nasofaring,” terang Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Malang, Sukardi, Jumat (28/1/2022).
Untuk pengambilan sampel dari bagian nasal, alat hanya dimasukkan ke hidung kurang lebih sedalam dua centimeter. Swab antigen nasal ini jauh lebih nyaman dan meminimalisir rasa sakit saat pengambilan sampel. Pengambilan sampel swab antigen nasal juga lebih mudah. Pengambilan sampel lewat hidung ini harus sesuai ketentuannya.
“Pada alat ada tangkai yang tebal dan tipis, sebagai indikator bagi petugas, seberapa dalam untuk pengambilan sampelnya. Untuk keakuratannya sama saja dengan yang nasofaring,” imbuhnya.
Demi menekan angka kasus Covid-19, maka pemerintah terus berupaya menguatkan 3T atau testing, tracing, dan treatment. Testing diperlukan untuk mendeteksi status seseorang, dengan mengetahui statusnya maka jika dia terkonfirmasi positif maka tracing dan treatment akan lebih mudah dilakukan.
Pemerintah juga berupaya memperbanyak testing, termasuk juga menetapkan harga tertinggi untuk swab antigen menjadi Rp99.000,00 untuk pulau Jawa dan Bali serta Rp109.000, 00 untuk luar pulau Jawa dan Bali. (ari/ram)