Malang (malangkota.go.id) – Di tengah geliat industri kreatif Kota Malang, terdapat potensi kerajinan rotan yang sangat luar biasa. Pasalnya produk industri kerajinan rotan ini tidak hanya menguatkan di pasar lokal tapi juga telah merambah pasar mancanegara. Salah satu industri kecil menengah di Kota Malang yang menggeluti kerajinan anyaman rotan selama puluhan tahun adalah Dona Doni rattan gallery.
Owner Dona Doni, Misriwati Agustina mengungkapkan bahwa ia telah menekuni usaha kerajinan anyaman rotan selama kurang lebih 34 tahun. Dengan dibantu oleh 20 orang karyawan, Dona memproduksi kerajinan anyaman mulai dari bahan baku mendong, enceng gondok, pelepah pisang, dan rotan menjadi berbagai bentuk kebutuhan rumah tangga seperti, meja kursi, tas, tempat tisu, tudung saji makanan, cendera mata, dan banyak lagi.
“Cerita panjang perjalanan anyaman rotan adalah sebuah seni asli warisan budaya nusantara. Seni menganyam dari bahan baku rotan, yang saat ini sudah berkembang dengan bahan baku plastic atau sintetis. Selain lebih murah, juga bisa membantu menjaga bumi dari limbah plastik yang luar biasa banyaknya,” papar perempuan yang akrab disapa Bu Dona tersebut.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kemajuan teknologi memungkinkan proses limbah plastik menjadi biji plastik daur ulang. Sehingga dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk olahan dengan kreativitas yang tinggi termasuk untuk diolah menjadi kerajinan anyaman. Di era globalisasi dengan kemajuan teknologi inilah yang sekaligus menjawab kelangkaan rotan alami. Selain ketersediaannya langkah sehingga mengakibatkan harga di pasaran relatif mahal.
“Pada awal usaha kerajinan anyaman ini sekitar tahun 1997, kami pernah mengalami kesulitan dan diambang kebangkrutan akibat kelangkaan dan mahalnya bahan baku rotan alami. Hingga banyak karyawan yang terpaksa kami berhentikan karena tidak mampu membayar gaji. Namun tekad dan semangat kami berhenti di sana,” ungkapnya.
Di tengah kendala yang dihadapi tersebut, Bu Dona mengungkapkan, bahwa ia terus berusaha melangkah dengan penuh keyakinan untuk tetap berjuang menjalankan usaha kerajinan anyaman yang telah dirintisnya. Ia aktif memasarkan produk-produknya baik dengan mengikuti berbagai pameran kerajinan tangan atau craft serta pemasaran melalui workshopnya. Berkat ketekunan dan tekadnya, hingga pada akhirnya ia mendapatkan pembeli (buyer) dari mancanegara yang membawa produknya bisa menembus pasar ekspor ke Singapura, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat hingga Abu Dhabi.
“Keunggulan dari karya produk kami adalah aneka desain produk yang baru atau update secara berkala. Kami selalu melayani kebutuhan pelanggan dengan beragam model produk yang memiliki pilihan ragam warna sehingga dapat memuaskan keinginan pelanggan. Saya tidak hanya berharap usaha kami bisa tumbuh dan berkembang semata. Namun juga ingin agar seni kerajinan anyaman rotan ini dapat terus berkembang dan dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat,” pungkas Bu Dona.
Dengan kreativitas serta kerja keras dalam memproduksi dan memasarkan produk karyanya, Dona Doni pun mampu bertahan dikala pandemi Covid-19. Karena terus memperbaharui desain-desainnya dengan produk yang sedang diminati oleh pelanggan seperti kreasi karya anyaman yang meliputi segala produk perabot rumah tangga, mulai dari peralatan dapur, vas bunga, rak pot, hingga furniture.
Selain turut serta melestarikan warisan budaya nasional akan keberadaan seni kerajinan anyaman rotan. Usaha ini dapat menyerap tenaga kerja produktif di wilayah sekitar sehingga harapannya dapat mengurangi pengangguran.
“Kami juga memberikan motivasi dan dorongan dengan pelatihan-pelatihan keterampilan kepada generasi muda untuk menyukai dan terus melestarikan budaya seni anyaman. Sehingga keterampilan seni anyaman rotan dapat membawa nama baik bangsa dan negara di pasar dunia hingga mendatangkan devisa negara,” tutup Dona. (eka/ram)