Malang, (malangkota.go.id) – Pasar Senggol Celaket yang ada di Jalan Tretes, Kelurahan Rampal Celaket, Kecamatan Klojen, Kota Malang menjadi salah satu motor penggerak perekonomian masyarakat, khususnya bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Setiap hari Sabtu dan Minggu, ratusan pelaku UMKM dari berbagai jenis produk meramaikan pasar tersebut dan banyak dikunjungi masyarakat. Sehingga roda ekonomi pun bergeliat di tengah mulai melandainya pandemi Covid-19.
Keberadaan Pasar Senggol Celaket ini pun diapresiasi Ketua TP PKK Kota Malang, Widayati Sutiaji yang pada Minggu (17/7/2022) secara resmi membuka pasar tersebut. Gelaran ini dimeriahkan pawai budaya oleh kaum hawa yang tergabung dalam komunitas cinta kebaya dan berbagai kesenian daerah. Menurutnya, semua pihak harus mendukung keberadaan pasar ini maupun pasar serupa. “Pelaku UMKM merupakan penyangga ekonomi nasional sehingga harus terus dikuatkan,” imbaunya.
Ditambahkan perempuan berhijab tersebut, pihaknya akan berperan aktif untuk mewujudkan hal itu, terutama melalui kaum ibu seperti TP PKK dari tingkat RT serta dasawisma. “Kita nantinya akan membuat produk UMKM yang berbasis dari dasa wisma. Dan dari Pasar Senggol Celaket ini nantinya akan terwujud ketangguhan ekonomi, kesehatan dan sosial budaya. Dengan bergotong-royong kami optimis hal itu akan terwujud,” tegas istri Wali Kota Malang itu.
Sebagai bukti dan wujud dukungan TP PKK Kota Malang yang lain dalam pemulihan serta penguatan ekonomi kerakyatan ini, terang Widayati, di gedung TP PKK yang ada di Jalan Tangkuban Perahu disiapkan ‘Rumah Solusi’. “Selain melakukan pembinaan, kami juga memfasilitasi pelaku UMKM untuk memamerkan dan menjual produk-produk unggulannya di Rumah Solusi,” bebernya.
Sementara itu, penggagas Pasar Senggol Celaket, Hanan Jalil mengatakan jika pihaknya akan terus meramaikan pasar tersebut dengan berbagai acara seni budaya hingga mendatangkan para pejabat pemerintah. Dengan demikian akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk datang ke pasar ini.
“Berdirinya pasar ini pun atas dasar gotong-royong sejumlah pihak. Seperti para seniman, karang taruna dan pelaku UMKM. Dari dana jimpitan/dana sukarela, misalnya dari hasil ‘mengamen’ para seniman dikumpulkan dan dikelola untuk memenuhi berbagai kebutuhan/keberadaan pasar ini,” paparnya. (say/ram)